klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Dorong Swasembada Gula 2028, PT SGN Luncurkan Varietas Tebu Unggul SGN-01

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), melalui Pusat Penelitian Tebu Jengkol dan Manajemen KSO Kebun Dhoho, secara resmi memperkenalkan varietas unggul tebu SGN-01.
PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), melalui Pusat Penelitian Tebu Jengkol dan Manajemen KSO Kebun Dhoho, secara resmi memperkenalkan varietas unggul tebu SGN-01.

KLIKJATIM.Com | Lumajang – PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), melalui Pusat Penelitian Tebu Jengkol dan Manajemen KSO Kebun Dhoho, secara resmi memperkenalkan varietas unggul tebu SGN-01. Peluncuran ini menjadi langkah strategis dalam mendukung percepatan program swasembada gula nasional yang ditargetkan tercapai pada tahun 2028, sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Presiden No. 40 Tahun 2023.

Varietas SGN-01 merupakan hasil program pemuliaan yang telah dirakit sejak tahun 2013. Kehadiran SGN-01 diharapkan mampu menggantikan dominasi varietas Bululawang yang selama lebih dari dua dekade menjadi andalan di wilayah kerja PT SGN, namun kini mulai rentan terhadap serangan penyakit dan mengalami penurunan produktivitas.

Baca Juga : Menteri Pertanian Kukuhkan Agripreneur Petani Muda Binaan SGN, Dorong Regenerasi Petani Tebu Berbasis Teknologi

Menteri Pertanian RI, Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, M.P., dalam sambutannya menegaskan bahwa pentingnya peluncuran varietas baru ini.

"Peluncuran varietas baru ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat ketahanan industri gula nasional," ujarnya.

Mentan RI menambahkan, jika GN-01 bukan hanya varietas baru, tapi simbol harapan. Dengan produktivitas yang mencapai 120 ton per hektar dan rendemen gula di atas 10%, beliau optimis dapat mengurangi ketergantungan impor secara signifikan.

Berdasarkan uji multilokasi selama tiga musim tanam, SGN-01 menunjukkan kinerja agronomis yang sangat menjanjikan. Pada tanaman pertama (PC), tercatat produktivitas sebesar 1.385±135 kuintal per hektar dengan rendemen 9,19±1,10 persen dan hablur 127,28±20,74 kuintal per hektar. Sementara itu, pada tanaman keprasan (RC), produktivitas mencapai 1.085±200 kuintal per hektar dengan rendemen 8,89±0,95 persen dan hablur 97,42±25,18 kuintal per hektar.

Baca Juga : Menteri Pertanian Dorong Jawa Timur Jadi Lokomotif Swasembada Gula Nasional Lewat PT SGN

Direktur Utama PT SGN menjelaskan, SGN-01 dirancang sebagai varietas masak tengah lambat dengan potensi produktivitas tinggi dan keunggulan agronomis lainnya.

Dari sisi keekonomian, analisis usaha tani menggunakan metode anggaran parsial menunjukkan keuntungan yang signifikan.

"Penggunaan SGN-01 pada tanaman pertama memberikan tambahan keuntungan sebesar Rp45,3 juta per hektar dengan B/C ratio 1,23. Pada tanaman keprasan I dan II, tambahan keuntungan masing-masing sebesar Rp21,8 juta (B/C 1,11) dan Rp28,5 juta (B/C 1,17) per hektar, " ujarnya.

Baca Juga : SGN Daftarkan Jamsostek Tenaga Tebang dan Harian Lepas

Untuk mengantisipasi potensi kebutuhan benih yang tinggi, Pusat Penelitian Tebu PT SGN telah menyiapkan program perbanyakan benih melalui laboratorium kultur jaringan. Pada Musim Tanam periode 2025/2026, sumber benih awal seluas ±2,386 hektar akan menghasilkan ±14,316 hektar tanaman baru.

Selanjutnya, untuk Musim Tanam 2026/2027, penangkaran benih (KBN) seluas ±0,846 hektar ditargetkan menghasilkan ±182,736 hektar tanaman baru.

Varietas SGN-01 juga dinilai adaptif terhadap tipe iklim C3, baik di lahan bertekstur berat jenis Aluvial maupun lahan ringan jenis Regosol. Dengan karakter ini, SGN-01 memiliki prospek yang sangat baik untuk dikembangkan secara lebih luas, tidak hanya di Jawa Timur tetapi juga di wilayah-wilayah lain dengan agroekologi serupa di seluruh Indonesia.

Baca Juga : Komisaris SGN Apresiasi Sinergi Petani dan PG Gempolkrep Capai Swasembada Gula Nasional

Peluncuran varietas unggul SGN-01 menandai momentum penting dalam transformasi sektor pergulaan Indonesia, menuju kemandirian produksi dan penguatan ketahanan pangan nasional. Kehadiran SGN-01 diharapkan dapat memperkuat fondasi industri gula nasional menjadi lebih efisien, berkelanjutan, dan berdaulat. (yud) 

Editor :