klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Ada 32.787 Pekerja yang Kena PHK dan Dirumahkan

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy

KLIKJATIM.Com | Surabaya - Sedikitnya 32.787 pekerja kena PHK dan dirumahkan di Jawa Timur sejak pandemi COVID-19 menyebar di Jawa Timur. Dari jumlah itu, 4.229 orang pekerja tersebut mengalami PHK dari 113 perusahaan di Jawa Timur. Sementara 28.558 lainnya dirumahkan oleh 354 perusahaan.

[irp]

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur, Himawan Estu Bagijo, menjelaskan perusahaan pengolahan menyumbang angka terbesar pekerja yang di PHK, sebanyak 19,72 persen disusul urutan kedua hotel dan restoran 14,78 persen, dari total 4.229 pekerja yang di PHK.

Sementara dari sektor pekerja migran Indonesia (PMI), totalnya 6.132 orang. Angka itu terdiri dari calon tenaga kerja Indonesia ke luar negeri yang gagal berangkat karena negara tujuan lock down berjumlah 4.661 orang atau 68,70 persen. Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang putus kontrak ada 1.591 orang atau 25,03 persen. Yang bermasalah PHK ada 215 orang atau 3,35 persen, dan bermasalah karena deportasi ada 165 orang atau 2,72 persen.

"Sedangkan perusahaan yang menyumbang angka pekerja dirumahkan tertinggi yakni perusahaan alas kaki (pabrik sepatu, dan sandal) sebanyak 33,75 persen. Urutan kedua adalah Hotel dan Restoran dengan menyumbang angka 32,51 persen dari total 28.558 pekerja yang dirumahkan," kata Estu Bagijo.

[irp]

Menghadapi ledakan PHK ini, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menjelaskan, Pemprov Jatim akanj memberikan stimulus bagi pekerja atau buruh yang terdampak Covid. Salahsatunya mengikutkan pada program pra kerja pusat.

Saat ini sudah memasuki tahap II, dan bagi mereka yang masuk waiting list telah didaftarkan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemprov Jawa Timur. Namun, hal itu masih akan dilakukan pelapisan lain masih akan disisir dengan anggaran Pemprov.

“Terkait mekanisme, sasaran dan cara membreakdown sudah diuji oleh tiga pakar akademisi dari Universitas Air Langga, Universitas Brawijaya, dan Universitas Islam Malang,” pungkasnya. (hen)

Editor :