klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Dirut SGN Soroti Pentingnya Insentif Pemerintah untuk Dorong Industri Bioetanol

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy

KLIKJATIM.Com | Jakarta  - Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), anak perusahaan PTPN III (Persero) yang bergerak di bidang industri gula, Mahmudi, menjadi salah satu pembicara utama dalam acara Coffee Morning CNBC Indonesia bertajuk “Menanti Insentif Bioetanol Demi Swasembada Energi”, yang digelar di Dion, Senayan Park, Jakarta, pada Jumat (16/5).

Mahmudi tampil bersama sejumlah tokoh penting, antara lain Eniya Listiani Dewi (Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM), John Anis (CEO Pertamina New & Renewable Energy), serta Sugeng Suparwoto (Wakil Ketua Komisi XII DPR RI). Kehadiran mereka mencerminkan komitmen lintas sektor dalam mendorong pengembangan industri bioetanol sebagai bagian dari upaya mewujudkan ketahanan energi nasional berbasis energi baru terbarukan (EBT).

Dalam forum tersebut, Mahmudi menegaskan pentingnya dukungan regulasi dan insentif dari pemerintah untuk mempercepat pertumbuhan industri bioetanol di dalam negeri.

“PT SGN berkomitmen mendukung pemerintah dalam memperkuat ketahanan energi berbasis sumber daya lokal. Kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat menjadi kunci utama kesuksesan. Untuk mewujudkannya, diperlukan dukungan regulasi yang tepat dari pemerintah,” ungkap Mahmudi.

Acara ini diharapkan menjadi ruang dialog yang konstruktif antar pemangku kepentingan, serta mampu menghasilkan rekomendasi konkret untuk pengembangan bioetanol secara berkelanjutan.

Mahmudi juga menjelaskan bahwa selain memproduksi gula kristal putih (GKP) berkualitas SNI, SGN menghasilkan molase (tetes tebu) sebagai produk samping, yang menjadi bahan baku utama dalam produksi bioetanol.

PTPN Group telah menunjukkan keseriusannya dalam mengembangkan bioetanol sejak 2014 melalui pendirian PT Energi Agro Nusantara, pabrik bioetanol yang terintegrasi dengan Pabrik Gula Gempolkrep di Mojokerto. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi fuel grade ethanol sebesar 30.000 kiloliter per tahun. Integrasi ini juga memungkinkan efisiensi biaya, dengan penghematan energi sekitar 7�ri total biaya produksi. Kebutuhan energi berupa uap (steam) untuk proses produksi ethanol dipasok dari Pabrik Gula sebanyak 12–15 ton per jam.

Komitmen pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Nabati dinilai menjadi momentum strategis untuk memperkuat sinergi nasional dalam mencapai ketahanan energi berbasis EBT yang ramah lingkungan. (ris)

Editor :