KLIKJATIM.Com | Lumajang - Musibah tanah longsor terjadi di Jalur Piket Nol, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang sekitar pukul 21.00 WIB, Jumat (16/5/2025) malam. Kejadian tanah longsor itu diketahui menutup sebagian akses jalan penghubung Lumajang-Malang via Jalur Piket Nol.
Diketahui dari musibah tanah longsor itu, membawa material batuan dan tanah berlumpur.
Namun demikian, disampaikan Kabid kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Yudhi Cahyono.
Dari musibah tanah longsor ini, anggota TRC BPBD Lumajang bersama dengan petugas dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur, serta Anggota Satlantas Polres Lumajang. Saat ini masih melakukan asesment di lokasi kejadian.
Terkait akses jalan, kata Yudhi, masih bisa dilalui kendaraan dengan sistem buka tutup.
"Benar ada kejadian tanah longsor di Jalur Piket Nol Lumajang. Ada dua titik longsor di KM 55-500 dan di KM 54-700," kata Yudhi saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Sabtu (17/5/2025) dini hari.
Musibah tanah longsor itu terjadi akibat hujan yang mengguyur wilayah setempat sejak sore sampai malam.
"Kira-kira dari pukul 3 sore sampai Magrib sekitar pukul 6 sore tadi. Terjadi tanah longsor, selain hujan. Juga karena struktur tanahnya kurang stabil juga mudah lembek. Jadi kalau kena air (hujan) tanahnya turun," jelasnya.
Saat berita ini ditulis, saat ini masih dilakukan proses asessment oleh petugas.
"Untuk proses pembersihan kita masih koordinasi dulu dengan Balai Jalan Nasional (BBPJN Jawa Timur). Kalau malam ini gak mungkin. Tapi memang, masih tahap pemeliharaan dari BBPJN sampai Oktober 2025 ini. Intinya kita masih koordinasi," jelasnya.
Meski demikian, lanjutnya, dari pengamatan dan pantauan petugas di lokasi kejadian saat ini. Untuk akses kendaraan masih bisa melintas.
"Untuk kendaraan roda dua sampai enam, masih bisa melintas. Tapi dengan menerapkan sistem buka tutup," ucapnya.
"Potensi longsor susulan mungkin ada, karena tanahnya iya kurang stabil itu. Tapi petugas kami ada yang di sana, melakukan pengawasan dan pemantauan. Saat ini juga masih asessment lebih lanjut," imbuhnya. (ris)
Editor : fadil