KLIKJATIM.Com | Sumenep - Kondisi jalan yang menghubungkan Desa Bragung, Kecamatan Guluk-Guluk, dengan Desa Prancak, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, kian memprihatinkan.
Akses sepanjang hampir 300 meter itu tampak hancur lebur tanpa perbaikan yang berarti sejak bertahun-tahun lalu.
Jalan tersebut bahkan dijuluki "jalur derita" oleh masyarakat setempat karena rusaknya yang sudah kronis dan tak kunjung mendapat perhatian pemerintah.
Pantauan Klikjatim pada Minggu (4/5) pagi, terlihat jelas bahwa aspal di ruas jalan itu sudah nyaris tak tersisa. Permukaan jalan dipenuhi lubang besar yang mudah tergenang air saat hujan mengguyur, sehingga memperparah kerusakan dan membahayakan pengguna jalan.
Setiap hari, warga yang melintas terutama pengendara sepeda motor, harus berjibaku menjaga keseimbangan dan menghindari kecelakaan di jalur yang tak layak disebut jalan itu.
“Kalau memang pemerintah peduli pada nasib rakyat, harusnya jalan ini sudah diperbaiki sejak lama. Kami tidak berharap dibangunkan jalan tol, cukup akses yang aman dan nyaman untuk dilalui,” ucap Rahman, warga Bragung saat diwawancarai Klikjatim pada Minggu (4/5).
Tak hanya menyulitkan, kondisi jalan yang rusak berat itu juga menimbulkan risiko tinggi terhadap keselamatan. Warga sering menyaksikan insiden tergelincirnya kendaraan atau sepeda motor yang terjebak di lubang-lubang dalam, apalagi saat hujan turun dan lubang-lubang tertutup genangan air.
Anwar, warga lainnya, mengkritik lambannya respons pemerintah daerah terhadap persoalan infrastruktur yang begitu krusial bagi masyarakat desa.
“Jalan ini satu-satunya akses kami ke sekolah, ke puskesmas, juga ke pasar. Tapi sudah bertahun-tahun dibiarkan rusak. Jangan sampai pemerintah baru bertindak setelah ada korban jiwa,” katanya dengan nada kecewa.
Anwar juga mengungkapkan keresahannya atas ketimpangan perhatian pemerintah terhadap desa terpencil.
“Jangan karena kami tinggal di pedesaan lalu kebutuhan kami dianggap remeh. Jalan ini bukan hanya dipakai satu dua orang. Semua warga menggunakannya, dari anak-anak yang pergi sekolah sampai pedagang yang mengais rezeki,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa jika jalan rusak ini terus diabaikan, dampaknya tidak hanya akan mengganggu mobilitas dan ekonomi warga, tetapi juga bisa memadamkan semangat masyarakat untuk maju.
“Kami tidak ingin janji kosong lagi. Sudah cukup. Kami menunggu aksi nyata dari pemerintah,” ucapnya penuh harap.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas PUTR Sumenep, Ery Susanto, belum merespon saat hendak diwawancara media ini, meski terdengar nada tunggu teleponnya berdering atau aktif. (ris)
Editor : Hendra