KLIKJATIM.Com | Jember - Lokasi rapat pleno rekapitulasi kabupaten di Hotel Aston Jember beberapa saat sempat mencekam. Ribuan massa pendukung Abdus Salam, Caleg DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN) meluruk hotel sejak pukul 11 malam, Minggu 3 Februari 2024.
Aksi massa ini dilakukan sebagai bentuk dukungan kepada Abdus Salam yang dianggap telah dicurangi oleh sejumlah pihak yang mengakibatkan perolehan suaranya hilang sekejap.
Kendati massa memenuhi setiap sudut Hotel Aston dengan penjagaan ketat polisi, namun suasana masih bisa terkendali terutama setelah Abdus Salam turun menemui pendukungnya.
Setelah bertahan beberapa jam, massa satu persatu membubarkan diri pada pukul 2.30 dini hari.
Menurut Salam, aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk pengawasan masyarakat terhadap kinerja penyelenggara Pemilu, Bawaslu dan KPU.
"Masyarakat menilai ada kejadian di Sumberbaru (rekapitulasi kecamatan), dimana itu membuat suara kita lenyap hampir 6 ribu suara. Jadi di sini kita minta rekomendasi dari Bawaslu dan KPU yang kemarin sudah dijanjikan di Sumberbaru. Tapi nyatanya hari ini diingkari," ujar Salam usai menemui massa.
Salam meminta KPU dan Bawaslu untuk bertindak adil dan bertanggung jawab atas proses penyelenggaraan Pemilu di Jember yang menurutnya berjalan morat marit.
Salam bahkan mengancam ribuan massa pendukung baru akan datang dan menambah aksi seperti yang dilakukan saat ini.
"Apabila besok rekomendasi ini diingkari, kita akan mengerahkan massa yang lebih besar lagi. Padahal massa ini tanpa dikerahkan, sudah dengan sukarela bergerak ke sini. Ini kita belum mengerahkan struktur partai kita. Intinya yang jelas, saat ini (massa yang datang) bisa dibilang relawan-relawan kita," ucapnya.
Terkait kondisi yang merugikan dirinya dengan kehilangan ribuan suara itu. Kata Cak Salam, dinilai menjadi sebuah gambaran. Tentang buruknya penyelenggaraan Pemilu di Indonesia.
"Banyak insiden-insiden dan kejadian yang menyebabkan caleg-caleg kita rugi. Padahal perjuangan Caleg itu banyak macamnya. Tapi faktanya apa? Di sini ketidaksiapan KPU dan Bawaslu merugikan semua. Inilah bentuk ketidaksiapan KPU dan Bawaslu dalam melaksanakan Pemilu yang (harusnya) Jujur, dan adil juga bermanfaat untuk masyarakat. Insiden ini berawal dari beberapa partai, tapi kemudian merembet kemana-mana dan dimana-mana. Ini jelas penyelanggara tidak siap dan tidak tegas," sambungnya.
Baca juga: Komplotan Perampok Truk Bermuatan Rokok Rp 3,1 Miliar Digulung Polres MadiunLebih jauh, terkait kondisi yang dialami dengan hilangnya ribuan suara itu. Salam belum menyiapkan langkah terkait tindakan menuntut lewat jalur hukum.
"Penyelenggara harus diawasi oleh masyarakat. Selanjutnya soal upaya lain (lewat jalur hukum), yang jelas nanti kita mengalir. Apa yang saat ini dilakukan, menuntut keadilan dari apa yang sudah dilakukan," tandasnya.
Sementara, Ketua KPU Jember Muhammad Syai'in menepis tudingan jika rekomendasi soal hilangnya suara belum dilakukan.
"Prinsip KPU sebagai penyelenggara Pemilu 2024, tapi terkait rekomendasi itu wilayahnya Bawaslu yang akan melakukan proses kajian dan lain sebagainya," kata Syai'in saat dikonfirmasi.
Tahapan pemilu soal rekapitulasi data dan penghitungan suara saat ini, lanjutnya, sudah masuk di tingkat kabupaten.
"Tahapan saat ini adalah rekapitulasi di tingkat kabupaten. Rekapitulasi ini berjenjang. Untuk di tingkat kecamatan itu sudah final. Kalau ada yang mempersoalkan, dasarnya C-Hasil itu melakukan pembetulan ataupun koreksi," ujarnya.
"Nah jika (dianggap) rekomendasi tidak dilakukan. Sampai sejauh ini rekomendasi itu sudah dilakukan. Termasuk rekomendasi rekapitulasi ulang di (Kecamatan) Sumberbaru, maupun di Silo. Itu sudah dilaksanakan," sambungnya.
Sehingga jika ada tuntutan soal rekomendasi, lebih lanjut kata Syai'in, pihaknya menunggu adanya rekomendasi baru dari Bawaslu Jember. (qom)
Editor : Hirna Ramadhanianto