KLIKJATIM.Com | Gresik - Mangrove Pangkahkulon yang terletak di Delta Pangkah Kabupaten Gresik menjadi jujukan burung migran tahunan dari australia, kini kawasan mangrove tersebut dikembangkan menjadi kawasan ekowisata dan edukasi.
Selain itu terdapat puluhan jenis mangrove di kawasan yang ditetapkan menjadi KEE (Kawasan Ekosistem Esensial) tersebut.
Sejak 2014, PT Smelting telah menanam 40.000 bibit mangrove di kawasan tersebut, dan berkontribusi mengembangkan ekowisata untuk edukasi.
Terbaru, PT Smelting membangun jembatan joging track di mangrove Pangkahkulon untuk jalan wisatawan sepanjang 130 × 4 meter, jembatan tersebut kini telah bersambung dengan baik.
Kepala Desa Pangkahkulon, Fauron mengatakan, selain mengembangkan jembatan joging track, Smelting juga mengembangkan Green House untuk pembibitan 15 jenis mangrove.
"Jadi lengkap, dari wisata, pembibitan, hingga edukasi. Kami berterimakasih pada PTS karena berkontribusi besar pada pengembangan kawasan ini," tutur Fauron.
Baca juga: Green House Pengembangan Bibit 15 Jenis Mangrove di Pangkahkulon Dibangun PT SmeltingMemang, mangrove Pangkahkulon ini layak menjadi tempat wisata edukasi, untuk menuju ke lokasi tersebut pengunjung naik perahu dahulu, yang kanan - kirinya terdapat gugusan mangrove hijau. Sehingga menambah kesan alamiah.
Para peneliti dari perguruan tinggi pun banyak melakukan penelitian di lokasi tersebut. Dikatakan Fauron, dulu sebelum 2014, mangrove di wilayah tersebut sedikit, sehingga kurang menarik bagi satwa.
"Dulu daratan yang ada Mangrovenya sekarang itu tipis, sekarang bisa agak tinggi," katanya.
Sementara itu, Indra SW Junor, Section Manager General Affairs PT Smelting mengatakan, kedepan dia berharap apa yang dikerjakan PT Smelting bisa bermanfaat dengan baik dan bisa dikembangkan.
"Tidak menutup kemungkinan akan kami teruskan dan kembangkan lagi, yang terpenting bisa menjadi pusat wisata alam dan edukasi seperti yang diharapkan," katanya. (qom)
Editor : Abdul Aziz Qomar