klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Wabah Corona Turunkan Konsumsi BBM Hingga 16 Persen

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy

KLIKJATIM.Com | Jakarta - Merebaknya wabah corona virus (Covid-19) membuat sejumlah daerah melakukan pembatasan kegiatan masyarakat. Kondisi ini berimbas pada penurunan konsumsi bahan bakar minyak (BBM). Selama Maret lalu , konsumsi BBM secara nasional turun hingga 16 persen dibanding bulan sebelumnya.

[irp]

Kendati demikian PT Pertamina (Persero) menjamin ketersediaan pasokan dan kegiatan operasional penyaluran bahan bakar minyak (BBM) tetap mencukupi di seluruh wilayah Indonesia. Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menyampaikan, konsumsi harian BBM kini mengalami penurunan dan secara stok masih mencukupi untuk sekurangnya selama 22 hari.

"Kami tetap menjaga stok BBM nasional di atas 22 hari meski selama masa aktivitas bekerja dari rumah (work from home), terjadi penurunan konsumsi harian BBM sebesar 16 persen menjadi 113 juta liter dari rata-rata komsumsi normal harian sebesar 134 juta liter," jelas Fajriyah dalam rilisnya kepada media di Jakarta, Jumat (3/4/2020).

Dijelaskan, saat ini, pasokan nasional untuk produk jenis gasoline yakni premium, pertalite, dan pertamax berada pada level aman di atas 22 hari, bahkan pasokan produk pertamax turbo mencapai 42 hari dan minyak tanah mencapai 89 hari.Sementara produk jenis gasoil yakni solar dan dexlite dapat memenuhi ketersediaan di atas 24 hari. Bahkan, pasokan untuk produk pertamina dex secara nasional mencapai 53 hari.

[irp]Dikatakan, saat ini bisnis migas dunia dihadapkan pada kondisi penyebaran wabah virus corona di hampir semua negara di dunia yang mengakibatkan adanya pembatasan wilayah (lockdown) serta penurunan harga dan konsumsi energi.

Ditambahkan, Pertamina tetap menjalankan proses bisnis seperti kegiatan di hulu, pengolahan dan hilir migas, termasuk penambahan impor minyak mentah maupun produk BBM dan elpiji untuk memastikan ketersediaan energi.

"Tambahan impor minyak mentah akan meningkatkan ketersediaan minyak mentah dalam negeri yang akan diolah di kilang Pertamina, sementara tambahan impor produk akan memanfaatkan storage yang tersedia di Indonesia, baik di darat maupun floating," ujar Fajriyah.

[irp]Menurutnya, walaupun terdapat tambahan impor minyak mentah, namun Pertamina tetap mengutamakan penyerapan minyak mentah dalam negeri yang didapat baik dari bagian pemerintah (government intake), anak perusahaan Pertamina dan pembelian bagian KKKS.

"Tercatat sampai akhir Februari 2020, total minyak mentah domestik yang diserap dan diolah Pertamina sebesar 669 MBPD atau sekitar 92 persen dari produksi minyak mentah nasional," terangnya. (fan/hen)

Editor :