klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Ke Gresik, Menteri ESDM Arifin Tasrif Minta Pengerjaan Smelter Freeport Dipercepat

avatar Abdul Aziz Qomar
  • URL berhasil dicopy
Menteri ESDM Arifin Tasrif (Kanan) saat meninjau pengembangan kapasitas produksi PT Smelting (Abd Aziz Qomar/Klikjatim.com)
Menteri ESDM Arifin Tasrif (Kanan) saat meninjau pengembangan kapasitas produksi PT Smelting (Abd Aziz Qomar/Klikjatim.com)

KLIKJATIM.Com | Gresik - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mendorong percepatan pembangunan proyek smelter Freeport di KEK JIIPE Gresik.

Hal itu dia katakan saat mengunjungi dua proyek smelter yang ada di Kabupaten Gresik, Kamis, (4/5/2023). Masing-masing Smelter Freeport dan perluasan kapasitas smelter PT Smelting. Kedua smelter tersebut saat ini sedang membangun dan memperluas industrinya.

Saat di JIIPE, Arifin meminta agar konstruksi smelter single line terbesar di dunia ini dipercepat hingga 4 persen per bulan.

Hingga kuartal I atau akhir Maret 2023 kemarin, progres pembangunan smelter tembaga ini telah mencapai 61,5 persen.

Memang, percepatan hingga 4 persen per bulan menjadi tantangan sendiri bagi PTFI. Namun, pemerintah komitmen untuk membantu apa yang bisa dibantu untuk smelter.

“Proyek ini diupayakan untuk bisa mendapatkan percepetan 4 persen per bulan. Nantinya biss dilihat realisasi hingga akhir tahun,” ucap Menteri ESDM Arifin Tasrif.

Hal itu dilakukan, lanjut Arifin, agar target Mei 2024 smelter beroperasi bisa tereaslisasi. Apalagi PTFI sudah melakukan beberapa penyesuaian mengenai progres pembangunan smelter. Yang jelas percepatan ini merupakan tantangan bersama, baik PTFI maupun pemerintah.

“Memang smelter ini ditargetkan beroperasi Mei 2024. Sehingga ini menjadi tantangan bersama untuk melakukn adjustment,” ujarnya.

Baca juga: Perumda Giri Tirta (PDAM) Akan Suplai Kebutuhan Air Industri Smelter Freeport

Secara rinci, pembangunan Smelter Manyar Project milik PTFI ini sudah berprogres 61,5% per akhir Maret 2023. Dalam pembangunannya, PTFI juga sudah mengerahkan biaya sebanyak US$ 1,95 miliar atau setara dengan Rp 28,4 triliun.

Secara rinci, progres yang telah berjalan pada pembangunan smelter tembaga tersebut diantaranya pembangunan tiang pancang selesai 100�ngan total 18 ribu pile, konsentrat beton 60%, instalasi struktur baja 28%, instalasi baja di area tangki 15%, dan pembangunan pelabuhan sudah 98%.

Smelter yang digadang-gadang sebagai smelter single line atau satu jalur terbesar di dunia ini diklaim mampu menyerap konsentrat tembaga sebanyak 1,7 juta ton per tahun. Nantinya, produk katoda tembaga yang dihasilkan bisa mencapai 600 ribu ton per tahun.

Sejalan dengan itu, pemerintah juga sudah memberikan izin perpanjangan ekspor konsentrat tembaga pada Juni 2023. Berdasarkan amanat Undang-Undang No.3 tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (UU Minerba), pemerintah mulai menghentikan ekspor mineral mentah, termasuk konsentrat, pada 10 Juni 2023 mendatang. Kepastian Freeport Indonesia memperoleh izin ekspor konsentrat tembaga setelah Juni 2023 ini diungkapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.

Menanggapi hal itu, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengapresiasi atas dukungan yang diberikan oleh pemerintah. Sebab, smelter PTFi baru akan selesai pada Mei 2024 mendatang.

“Kami sangat mengapresiasi dukungan Pemerintah untuk memastikan kontinuitas operasional tambang yang secara teknis sangat dibutuhkan dan keberlanjutan investasi yang akan berdampak signifikan bagi ekonomi Indonesia khususnya masyarakat Papua,” pungkasnya.

Sementara dalam kunjungannya di PT Smelting, Menteri ESDM mendapat penjelasan progress perluasan industri smelter dari Presdir PT Smelting Hideya Sato. Saat ini, kata Sato, perluasan kapasitas produksi PT Smelting masih berlangsung. Nantinya setelah betoperasi bakal meningkatkan kapasitas produksi hingga 30 persen dari kapasitas sebelumnya.

“Kapasitas produksi saat ini mencapai 300 ribu ton katoda diharapkan bisa menjadi 342 ribu hingga 350 ribu ton katoda tembaga per tahun,” kata Irjuniawan P Radjamin, Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis PT Smelting.

Disebutkan, dengan kapasitas total serapan cover konstentrad 1 juta dan akan menjadi 1,3 juta di tempat ini. Dengan terus adanya perluasan dan pengembangan industri di Gresik diharapkan bisa menjadi kluster pengelolaan industri konsentrat.

Usai mendapat paparan dari direksi PT Smelting, Menteri ESDM melanjutkan plant tour ke area pengembangan produksi smelter. (yud)

Editor :