KLIKJATIM.Com | Gresik — Penukaran uang jelang lebaran di Terminal Bunder, Kabupaten Gresik yang difasilitasi Bank Indonesia, Selasa (11/04/2023) batal akibat kericuhan yang dipicu masalah antrean.
Banyaknya jumlah warga yang ingin menukar uang membuat antrean tak terkendali, sehingga pihak penyelenggara memutuskan membatalkan penukaran uang.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jatim Budi Hanoto menuturkan, fasilitasi penukaran uang tersebut sebenarnya telah terencana dengan baik.
Sebagaimana telah diinformasikan melalui flyer Dinas Perhubungan (Dishub), tim kas keliling Bank Indonesia Provinsi Jatim telah tiba di lokasi penukaran di Terminal Bunder pada hari Selasa, 11 April 2023 pukul 10.30 WIB.
Setibanya di lokasi, mobil kas keliling diarahkan oleh petugas Dishub untuk memarkir kendaraan di tempat yang sudah disediakan.
Setelah selesai parkir, petugas kas keliling menyiapkan segala perlengkapan antara lain kanopi mobil, stand banner, modal kerja Rp700 juta terdiri dari berbagai pecahan uang kecil dan lain sebagainya.
"Pada saat yang sama, penukar sudah mulai mengantre di depan mobil kas keliling dan tidak dapat dibedakan antara penukar yang sudah mendapatkan nomor antrean atau yang belum," ujar Budi.
Selanjutnya, lanjut Budi, sesuai informasi, kartu antrean yang diberikan kepada 200 calon penukar oleh pihak Trans Jatim atau Dishub berupa kertas yang dibubuhi stempel.
Namun sepertinya terdapat masyarakat yang tidak mendapatkan nomor antrean, tapi memaksakan untuk tetap dapat ikut melakukan penukaran.
"Sehingga terjadi cekcok antara calon penukar yang tidak mendapatkan nomor antrean, namun merasa sudah datang terlebih daripada yang lain, sehingga minta didahulukan dibanding pengantre yang sudah memiliki kartu antrean," ungkap Budi.
Karena itu, tim kas keliling beserta petugas Brimob yang mengawal berusaha untuk menengahi masyarakat yang cekcok tersebut, antara lain dengan memberikan jalan tengah agar yang memiliki kartu antrean dilayani terlebih dahulu. Sedangkan yang tidak memiliki kartu tetap dilayani sesudahnya.
Namun solusi tersebut tetap tidak disambut baik oleh masyarakat yang tidak memiliki antrean, dan mereka tetap memaksa karena kawatir uang yang disediakan tidak tersisa atau habis untuk melayani yang sudah mendapatkan kartu antrean saja.
Baca juga: Bank Indonesia Kediri Siapkan Uang Baru Rp4,28 Triliun Untuk Kebutuhan Lebaran
Behubung kedua belah pihak tidak ada yang mau mengalah antrean tidak kunjung bisa dirapikan, maka tim kas keliling menghubungi pejabat terkait di Bank Indonesia untuk meminta petunjuk tindak lanjut yang harus dilakukan, dan setelah mempertimbangkan kondisi yang tidak kondusif maka diputuskan untuk membatalkan kegiatan layanan penukaran di lokasi Terminal Bunder.
"Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan baik pada pihak masyarakat maupun tim kas keliling Bank Indonesia, tim kas keliling pun meninggalkan lokasi Terminal Bunder tidak lama kemudian," beber Budi.
Dikatakan, Bank Indonesia akan mengevaluasi kejadian ini bersama instansi terkait untuk memastikan kejadian serupa tidak terjadi kembali, antara lain memindahkan lokasi layanan penukaran ke tempat yang lebih aman, dan menertibkan sistem antrean.
"Sistem antrean akan menggunakan aplikasi pemesanan PINTAR yang dapat diakses oleh masyarakat secara online, alih-alih menggunakan kartu antrean yang dibuat secara manual," tutur Budi.
Kedepan, pihak BI juga akan memastikan kesiapan pihak yang mengajak bekerjasama dalam layanan penukaran untuk memastikan lokasi layanan, serta masyarakat calon penukar dapat ditertibkan untuk mengantre dengan baik saat layanan dilakukan.
Bank Indonesia juga akan melakukan koordinasi yang lebih intens serta melakukan survei lokasi terlebih dahulu bersama pihak terkait, termasuk instansi pengamanan untuk memastikan apakah cukup layak melakukan layanan penukaran kas keliling Bank Indonesia di area tersebut.
"Kedepan kami akan menyediakan kuota go show pada modal kerja (uang penukaran) seandainya masih terdapat masyarakat yang tidak mendapatkan nomor antrean secara online, sepanjang waktu layanan masih tersedia," tandas Budi. (yud)
Editor : Abdul Aziz Qomar