KLIKJATIM.Com | Ponorogo – Insiden bencana longsor di kawasan Gunung Banyon Desa Talun, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo pada Minggu (23/10/2022) lalu masih membuat warga trauma. Sebagian mengaku ketakutan saat hujan mengguyur lokasi.
“Waktu itu suaranya kencang dan menggelegar. Jujur masih terbayang hingga sekarang,” ujar salah satu pengungsi, Yuliana.
Wanita berusia 35 tahun itu mengatakan bahwa pada saat itu suasananya gelap gulita karena aliran listrik padam. Sekitar pukul 19.00 WIB terdengar suara gemuruh yang berasal dari samping rumahnya.
"Suaranya kencang, lalu saya takut keluar rumah bersama keluarga menyelamatkan diri ke rumah pak Lurah," terang Yuliana.
Yuliana yang mengungsi bersama anaknya itu mengungkapkan sebelum kejadian di desanya memang sedang terjadi hujan terus menerus sejak pagi hari. Menurutnya, kawasan setempat memang sering terjadi longsor ketika hujan deras datang. Namun, tidak separah sekarang
"Memang sering longsor tapi kecil, ini yang terparah. Material longsor turun sekitar pukul 20.00, tidak sempat bawa barang berharga," tandasnya.
Hingga kini Yuliana masih bertahan bersama 259 warga lainnya di tempat pengungsian yang berada di tiga titik. Yakni di SDN 1 Talun, Masjid Talun dan rumah kepala desa talun.
Dokter Puskesmas Ngebel, dr. Ruddy Christianto mengatakan kondisi para pengungsi dalam keadaan stabil. Namun ada sejumlah lansia mengalami gejala darah tinggi.
"Secara keseluruhan kondisinya baik, tidak ada masalah. Ada dua atau tiga lansia tadi yang memerlukan obat untuk hipertensi," terang dr Ruddy.
Pihaknya juga akan terus memantau kesehatan para pengungsi. Menurutnya, para tenaga kesehatan akan secara bergiliran memeriksa kondisi para pengungsi. Fokus utamanya adalah anak-anak dan lansia.
"Kita juga berikan vitamin untuk menambah daya tahan tubuh mereka, ya semoga kondisinya segera membaik," pungkasnya. (nul)
Editor : Fauzy Ahmad-klikjatim.com