klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Menengok Pusat Pendidikan Konservasi Elang Jawa di Desa Cikahuripan, Sukabumi 

avatar Abdul Aziz Qomar
  • URL berhasil dicopy
Kegiatan di Pusat edukasi konservasi elang jawa di Desa Cikahuripan, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi
Kegiatan di Pusat edukasi konservasi elang jawa di Desa Cikahuripan, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi

KLIKJATIM.Com | Sukabumi — Jejak Konservasi Bartels di Desa Cikahuripan kini makin menjadi pusat perhatian masyarakat dan pemerintah.

Terbaru, PT Smelting dan Taman Safari Indonesia akan melakukan sosialisasi pendidikan konservasi Elang Jawa di Pusat Pendidikan Konservasi Elang Jawa di Cimungkad, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi.

Hal ini tentu akan mempertebal harapan keberlanjutan populasi spesies Elang Jawa, yang ditemukan Max Eduard Gottlieb Bartels (MEG Bartles).

Karena itu, sebelum kegiatan itu, dilakukan proses habituasi Elang Jawa, yakni pengenalan pada lingkungan baru bagi Elang Jawa.

Senior Manager General Affairs PT Smelting, Sapto Hadi Prayetno mengatakan, rencana pelepas liaran Elang Jawa pun akan dilakukan di kawasan cimungkad, sehingga penting melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

"Karena Elang Jawa, habitatnya di hutan Gunung Gede Pangrango. Hutan Damar di taman nasional ini merupakan pinggiran hutan konservasi yang merupakan tempat perlintasan Elang Jawa," paparnya.

Di dalam hutan damar kawasan Pusat Pendidikan Konservasi Elang Jawa itu terdapat makam Max Eduard Gottlieb Bartels (MEG Bartles) yang menemukan spesies Elang Jawa, dimana upaya konservasinya dilanjutkan oleh anaknya.

"Sejarah konservasi Bartels itu lah mendorong kita masuk ke Desa ini, dan semakin menguatkan tekad konservas Elang Jawa," lanjut Sapto.

Dalam catatan sejarah yang dilansir gedepangrango.org, MEG Bartels memiliki kegemaran mengoleksi specimen satwa terutama berbagai jenis burung dan telurnya, harimau jawa, macan tutul, tikus, tulang banteng dll tercatat sebagai koleksi Keluarga Bartels yang kini berada di National Museum of Natural History (NMNH) Leiden.

Berkat kegemarannya tersebut, beberapa nama burung, tikus dan tupai berhasil diidentifikasi berdasarkan koleksinya oleh karena itu nama Bartels (2)/Max (3) /Angeline (4) digunakan dalam nama latin satwa tersebut.

Untuk menampung koleksinya tersebut MEG Bartels membangun sebuah museum koleksi di Pasir Datar, Sukabumi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. (ris

Editor :