KLIKJATIM.Com | Gresik- Wabah Penyakit Mulut Kuku (PMK) menjangkiti 1.247 ternak sapi di Jawa Timur. Wabah yang awalnya terjadi di Kabupaten Gresik ini membuat khawatir peternak di Jatim karena membuat produktivitas ternak menjadi turun.
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur merilis wabah PMK tersebut kini menyebar di Kabupaten Lamongan, Sidoarjo dan Mojokerto. Sesuai Surat Edaran Dinas Peternakan Pemprov Jatim No 524.3/5201/122.3/2022 tentang Laporan Kejadian Penyakit Menular Akut Pada Ternak di Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Jatim, ada empat wilayah yang sudah terdeteksi penyakit tersebut.
Kadis Peternakan Jatim Indyah Aryani menyebutkan, PMK awalnya dilaporkan terjadi di Kabupaten Gresik. Sedikitnya 400 ekor sapi terjangkit PMK. Ternyata wabah ini juga menyebar ke wilayah sekitar.
Di Kabupaten Sidoarjo sebanyak 595 ekor sapi potong, sapi perah dan kerbau yang tersebar di 11 kecamatan dan 14 desa. Kasus ketiga terlaporkan pada tanggal 3 Mei 2 022 di Kabupaten Mojokerto sebanyak 148 ekor sapi potong yang tersebar di 9 kecamatan dan 19 desa.
"PMK adalah penyakit hewan menular akut yang menyerang ternak sapi, kerbau, kambing, domba, kuda dan babi dengan tingkat penularan mencapai 90 sampai 100 persen dan dianggap bisa menimbulkan kerugian ekonomi sangat tinggi," kata Kadis Peternakan Jatim Indyah Aryani dalam surat tertulisnya kepada Gubernur Jatim pada Jumat (6/5/2022).
Dikatakan, tanda klinis wabah tersebut adalah demam tinggi (39-410c), keluar lendir berlebihan dari mulut dan berbusa, luka-luka seperti sariawan pada rongga mulut dan lidah, tidak mau makan, pincang, luka pada kaki dan diakhiri lepasnya kuku, sulit berdiri, gemetar, napas cepat, produksi susu turun drastis dan menjadi kurus.
Terkait kejadian ini Kementerian Pertanian sudah menerjunkan tim untuk meneliti wabah PMK di Jatim.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan Nasrullah menjelaskan, pihaknya sudah menerjunkan tim dan uji laboratorium guna mengkonfirmasi laporan wabah Penyakit Mulut Kuku (PMK) yang telah menyerang 1.247 ekor ternak sapi Jawa Timur.
"Indikasi dan saat ini lagi diperiksa di laboratorium sampel yang ada dan tim Kementan sudah ada di lapangan memantau kondisi tersebut,” tutup Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. (ris)
Editor : Much Taufiqurachman Wahyudi