klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Sumur Tiung Biru Ditutup, Warga Bojonegoro Ngaplo

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy

KLIKJATIM.Com | Bojonegoro - Penutupan sumur gas Tiung Biru (TBR) di Desa Kalisumber, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro disesalkan oleh pimpinan dewan. Bahkan secara khusus, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bojonegoro, Imam Sholihin, meminta , sumur Tiung Biru diaktifkan kembali.

"Kan kasihan warga setempat, sudah terlanjur berharap ada kegiatan di sumur Tiung Biru, tiba-tiba oleh pihak kontraktor kerjasama ditutup," kata Imam Sholihin.

[irp]

Diakui, kabar penutupan itu tak pelak menjadi perbincangan warga setempat. Sebab, mereka berharap banyak rencana pembebasan lahan untuk pengembangan sumur TBR terealisasi. Untuk itu, Pertamina EP Cepu (PEPC) sebagai Pelaksana Kontraktor Kerja Sama (K3S) bisa mengaktifkan kembali sumur.

"Kan masih ada kajian jika sumur Tiung Biru masih mampu memproduksi minyak mentah. Dan menurut saya kok timpang, kalau JTB ada, tapi Tiung Birunya ditutup," ujar Ketua DPRD Bojonegoro.

Kini, pasca penutupan sumur Tiung Biru, banyak warga yang teSumur Tiung Biru Ditutup, Warga Bojonegoro Ngaplolah dijanjikan akan dibeli tanahnya untuk Sumur Tiung Biru menjadi urung. Tangki-tangki minyak akhirnya mangkrak, padahal belinya juga mahal. Dan masih ada efek lainnya lagi selain itu.

“Sebelumnya warga di Desa Kalisumber, Malingmati, Tambakrejo, dan sekitarnya ini sudah mendapat sosialisasi akan ada pengembangan sumur Tiung Biru, tapi sampai sekarang belum ada progres apa-apa,” ujarnya.

[irp]

Sebelumnya pada 2012 lalu, Pertamina EP berhasil menemukan minyak dan gas (Migas) dari kegiatan eksplorasi struktur Tiung Biru sebesar 2.546 barel per hari (BOPD) dan 2,75 mmscfd. Sumur migas Tiung Biru itu mulai tidak diaktifkan pada 2018 lalu.

Sementara itu General Manager Pertamina EP Asset 4 Field Cepu Agus Amperianto kepada wartawan menjelaskan, penutupan sumur produksi migas Tiung Biru dilakukan karena bisa mengganggu produksi Unitisasi Gas Jambaran-Tiung Biru (J-TB).

“Ditutup karena reservoirnya diidentifikasi berhubungan dengan reservoir gas dari sumur JTB yang dikerjakan oleh rekan PEPC,” ujar Agus Amperianto.

[irp]

Sumur produksi Tiung Biru dikelola oleh Pertamina EP Asset 4 Field Cepu. Kemudian pada 2018, sumur-sumur produksi migas itu ditutup karena ada pengembangan Unitisasi Gas Jambaran-Tiung Biru (J-TB). Proyek J-TB sendiri dikelola oleh Pertamina EP Cepu (PEPC).

“Jelasnya, gas yang akan ikut terproduksi apabila lapisan minyaknya di sumur Tiung Biru tetap diproduksikan, maka akan tidak menguntungkan bagi PEPC, karena berpengaruh terhadap sistem kesetimbangan reservoir gas yang akan diproduksikan dari JTB,” kata Agus Amperianto. (fif/mkr)

Editor :