klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

85 Persen Pengusaha Tahu Tempe di Jatim Masih Impor Kedelai

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy

KLIKJATIM.Com | Surabaya - Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyebutkan, konsumsi kedelai untuk sekitar 115 ribu pengusaha tempe dan tahu di Jatim, 85 persennya masih impor dari luar negeri.

Oleh karena itu, dia mengusulkan solusi food estate yang ada di Kalimantan Tengah untuk bisa dimanfaatkan sepanjang tahun sebagai upaya sustainibility.

Mengingat, di Jatim dan sejumlah daerah lain tanaman kedelai biasanya ditanam sebagai penyela. Misalnya dalam setahun 2 kali tanam padi dan sekali tanam kedelai. Sehingga, total produksinya tidak bisa memenuhi total kebutuhan pengrajin tahu tempe di dalam negeri.

"Kita sudah komunikasikan dengan pemerintah pusat  bagaimana sustainability kedelai bisa dipenuhi oleh pemerintah antara lain bisa menggunakan Food Estate di Kalimantan Tengah untuk didedikasikan secara kontinyu penanaman kedelainya," kata Khofifah, Sabtu (5/3/2022).

"Kedelai di Jatim seringkali ditanam selingan. Padi-padi-kedelai. Tidak seutuhnya sepanjang tahun menanam kedelai. Kalau di Food Estate bisa sepanjang tahun menanam kedelai," tambahnya

Dengan memanfaatkan food estate, Khofifah berharap adanya substitusi import dari proses penanaman selingan di Jatim agar tidak memilih langsung opsi import dari luar negeri.

Sebagai informasi, food estate merupakan konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan, bahkan peternakan di suatu kawasan. Food estate menjadi salah satu program strategis nasional tahun 2020-2024. Luas lahan yang dijadikan food estate di sana meliputi intensifikasi lahan seluas 14.135 hektare dan ekstensifikasi lahan seluas 22.500 hektar.(mkr) 

Editor :