KLIKJATIM.Com | Jakarta - Jumlah penumpang pesawat di Tanah Air diperkirakan kembali normal seperti sebelum pandemi Covid-19 pada tahun 2026. Hingga kini, jumlah penumpang masih tumbuh melambat karena sebaran varian omicron menjadi pemicunya.
Menurut Israwadi, Direktur Kepatuhan Aset dan Pengadaan PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I memproyeksikan angka penumpang penerbangan baru kembali ke level sebelum pandemi Covid-19 pada 2026. Pasalnya, varian omicron membuat industri penerbangan masih belum bisa pulih.
"Kalau proyeksi kami saat ini, kemungkinan (pulih) lebih ke tahun 2026. Pada 2026, angka sebelum covid-19 itu baru tercapai," ujar dalam webinar yang diselenggarakan Masyarakat Hukum Udara (MHU) bertajuk Skema Kerja Sama Sektor Swasta Strategi Pemulihan Kebandarudaraan Nasional.
DIkatakan, perkiraan ini dapat berubah seiring dengan perkembangan regulasi pemerintah yang dapat mempercepat pemulihan industri tersebut.
Pernyataan senada disampaikan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin. Dia mengungkapkan lalu lintas penerbangan pada 2021 masih menurun jika dibandingkan dengan 2020.
"Kami ingin menyampaikan 2021 tidak lebih baik dari 2020. Karena 2020 kita 3 bulan pertama itu dalam situasi belum pandemi. Bahkan, tepat 2 tahun kita mengalami pandemi. Sejak pertama sekali diumumkan oleh Bapak Presiden Jokowi, 2 Maret 2020," kata Awaluddin.
Dia mengatakan, pada 2020, AP II mengalami penurunan traffic sekitar 60 persen. Mengingat Indonesia sudah sepenuhnya berstatus pandemi sepanjang 2021, traffic turun sekitar 59 persen. Namun, ia melihat terdapat tingkat pemulihan atau recovery rate yang cukup tinggi di Desember 2021.
"Untuk Soekarno-Hatta (recovery rate) di angka 71 persen dan untuk keseluruhan 20 bandara AP2 recovery rate-nya dibandingkan dengan 2019 adalah sekitar 61-63 persen. Kita lihat ada tren membaik kalau kita lihat berdasarkan traffic Desember 2021," jelasnya.
Sementara, lalu lintas periode awal Januari-Februari 2022 masih belum bisa dipastikan karena perusahaan masih tetap mengamati gelombang Omicron yang sedang berlangsung. Namun, ia cukup optimis keadaan akan membaik.
"Short fall di 55-56 persen 2021. Tahun ini akan bergeser kurang lebih sekitar 50 persen," tutup Awaluddin. (ris)
Editor : Much Taufiqurachman Wahyudi