klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Konsep Pembangunan KIH di Sidayu, Pemda Pertahankan Gresik Utara Sebagai Agropolitan dan Minapolitan

avatar Abdul Aziz Qomar
  • URL berhasil dicopy
Ilustrasi KIH di Sidayu, Gresik. (ist)
Ilustrasi KIH di Sidayu, Gresik. (ist)

KLIKJATIM.Com | Gresik — Rencana pembangunan Kawasan Industri Halal (KIH) di wilayah Gresik Utara, masih digodok dalam pembahasan revisi Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Rencana Tata Ruang Tata Wilayah (RTRW) Kabupaten Gresik.

Bila rencana pembangunan KIH ini terwujud, maka KIH yang direncanakan berada di wilayah Kecamatan Sidayu ini menjadi KIH keempat di Indonesia. Yaitu setelah KIH Banten, KIH Sidoarjo dan KIH Bintan.

Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Pemda Kabupaten Gresik, Dian Palupi Chrisdiani menjelaskan bahwa KIH akan dibangun dengan fasilitas untuk mengembangkan industri yang memproduksi produk halal sesuai prinsip syariat.

"Konsep produksinya padat karya. Tujuannya untuk menyiapkan global halal hub (UMKM Berorientasi Halal, red) di wilayah Indonesia timur, yang ditunjang dengan sistem logistik dan mampu mengambil peran sebagai bagian dari rantai nilai halal global," kata dia mengawali penjelasan kepada klikjatim.com.

KIH Gresik, lanjut Dian, pembangunan direncanakan dengan konsep modern industry yang memiliki layanan terpadu, pengawasan bahan baku hingga proses produksi halal, research dan development yang memenuhi sertifikasi halal. Termasuk penyediaan rumah potong hewan bersertifikasi halal.

"Mendekati kebutuhan sumber bahan baku yang salah satunya mampu mewadahi para peternak sapi lokal di wilayah Gresik utara, diharapkan mampu memperkuat ekonomi daerah, peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), penyerapan tenaga kerja dan pengurangan angka kemiskinan," sambungnya.

KIH ini, menurutnya juga akan digabungkan dengan rencana pendirian Instalasi Cold Storage dan Unit Pengelola Ikan dengan komoditas bandeng berorientasi ekspor di Desa Purwodadi, Kecamatan Sidayu. Sehingga dapat terlihat rantai tematik agropolitan sudah terbentuk di kawasan ini.

"Perlu diketahui bahwa Kabupaten Gresik sesuai dengan Keputusan Menteri Kelautan nomor 64 Tahun 2021, tentang Kampung Perikanan Budidaya telah ditetapkan sebagai Sentra Kampung Perikanan Budidaya Bandeng. Dimana bandeng kita dengan volume produksi sebesar 87.119 ton," kata dia.

Untuk mewujudkan Gresik utara sebagai kawasan tematik agropolitan, kata Dian, pelayanan infrastruktur akan sangat dibutuhkan di kawasan ini. Termasuk perencanaan exit tol Gresik – Manyar - Tuban di lokasi ini akan sangat mendukung pengembangan kawasan. 

Tidak hanya jalan saja. Namun pemerintah daerah juga akan menyediakan layanan infrastruktur pelabuhan untuk supporting pada kawasan ini. 

Dan Desa Ngimboh, Kecamatan Ujungpangkah, merupakan salah satu kawasan yang memiliki nilai strategis. Pengembangan kawasan peruntukan industri juga akan direncanakan pada lokasi ini. 

"Dengan tetap mengedepankan kemampuan lahan, daya dukung dan daya tampung lingkungan serta kesiapan infrastruktur pendukung. Pemerintah daerah optimis mampu ke depan akan meningkatkan nilai ekonomis kawasan yang selaras dengan tema pembangunan berkelanjutan," terang Dian.

Tema Agropolitan di wilayah Gresik utara tak akan jauh dari konsep food estate dan taman teknologi pertanian yang sudah berdiri sejak tahun 2018 di sekitar waduk sukodono.

Pemerintah daerah akan berkomitmen tetap merencanakan kawasan ini sebagai sentra kawasan hortikultura, yang menghasilkan komoditas unggul dan berkolaborasi dengan perguruan tinggi serta sekolah vokasi. Tujuannya untuk bisa melakukan berbagai inovasi baru terutama terobosan di sektor pembibitan tanaman hortikultura.

"Semoga ini akan menjadi rencana pembangunan yang mampu mengurai permasalahan dan potensi kawasan secara riil, mampu menghasilkan kebijakan dan mensinergikan berbagai program yang akan mampu mensejahterakan masyarakat Gresik seutuhnya," tandas Dian. (nul)

Editor :