KLIKJATIM.Com | Malang - Wali Kota Malang Sutiaji menyatakan kegiatan Sosialisasi Manajemen Halal Internal (SMHI) bukanlah untuk merespon permasalahan Halal City sempat yang gaduh di media massa atau media sosial.
"Akan tetapi, memang menjadi program Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang dirancang pada 2021 lalu. Menurutnya, permasalahan Halal City sudah selesai sekaligus tidak pernah menyinggungnya," tegas Sutiaji.
Katanya lagi, pihaknya justru membahasnya adalah Malang Halal. Dimulainya pada 2017 silam, dilakukannya penandatanganan MoU dengan lima Perguruan Tinggi (PT) dalam pendampingan sertifikasi halalnya.
"Meliputi penyusunan desain, strategi dan rencana aksi. Ditambahkan sosialisai produk serta bazar halal kepada masyarakat pelaku UMKM adanya wisata halal," tukasnya.
Disebutkan, lima kampus yang sudah menandatangani MoU adalah UB, UMM, UNISMA, UIN serta UM. Sebagai tempat pusat pendaftaran proses sertifikasi halal.
"Kesemuanya itu bernilai konsep murni Malang Halal mewujudkan pemgembangan potensi Kota Malang menuju Centre of Halal Tourism bukan kontek penerapan syariat agama tertentu," tandas dia.
Sementara, Kepala Disporapar Kota Malang, Ida Ayu Made W menuturkan, tagline Halal Tourism menindaklanjuti tuntutan masyarakat global. Utamanya wisata mancanegara (wisman) yang membutuhkan produk wisata muslim friendly.
"Pastinya produk wisata muslim mencakup akomodasi, makanan dan minuman, hiburan dan penyelenggaraan paket wisata. Sehingga ketenangan dan kenyamanan dalam berwisata bisa didapatkannya," tutur Ida Ayu.
Perlu diketahui, usaha pariwisata halal turut membantu perluasan pangsa pasarnya. Pihaknya berkeyakinan produk wisata halal juga dinikmati wisman yang non muslim.
"Usaha pariwisata halal adalah usaha voluntary, namun begitu kita tidak boleh gampang klaim usaha miliknya sebagai pariwisata halal. Terkecuali ada sertifikasi halal dari pihak berwenang," imbuhnya.
Sambung dia, maksud dan tujuan digelarnya SMHI bertujuan menginformasikan sekaligus meningkatkan pemahaman kepada masyarakat. Utamanya kepada pelaku industri kuliner, restoran, rumah makan, cafe dan catering.
"Bagaimana cara menghasilkan produk halal dan sistem jaminan halalnya. Saat ini kita sasar sebanyak 35 cafe dan rumah makan, 18 resto, 45 pelaku kuliner serta 2 orang usaha catering total ada 100 orang pelaku usaha," bebernya. (yud)
Editor : iwan Irawan
BRIDA dan ITS Telusuri Akar Banjir Sumenep, DPRD Dorong Kolaborasi Lintas Sektor
Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Sumenep yang berkolaborasi dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dalam melakukan penelitian terkait b…
Tingkat Pengangguran Terbuka Jawa Timur Turun ke 3,88 Persen
Berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS) periode Agustus 2025, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jawa Timur turun menj…
Diduga Curi Rokok dan Uang di Toko, Dua Pemuda di Bawean Diciduk Polisi Berkat Rekaman CCTV
Hasil pemeriksaan mengungkap, MR mengaku menggunakan uang hasil curian untuk membeli handphone, sedangkan SB menghabiskan bagiannya untuk ngopi dan jalan-jalan.…
Bojonegoro Jadi Tuan Rumah ASMOPSS ke-15, 155 Peserta dari Enam Negara Adu Ketajaman Otak
Kabupaten Bojonegoro menjadi tuan rumah Asian Science & Mathematics Olympiad for Primary & Secondary Schools (ASMOPSS) ke-15.…
Arena Balap Kelereng Dibongkar, Polisi Minta Lapor Kegiatan Merugikan Warga
Kepolisian Sektor (Polsek) Sampang melakukan penertiban arena balap kelereng liar pada Selasa…
Hasil Konsultasi ke Kemendagri RI, Pelaksanaan Pilkades 2026 di Sampang Diserahkan ke Pemerintah Daerah
Polemik pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di Kabupaten Sampang, Ketua DPRD Sampang, Rudi Kurniawan bersama perwakilan Fraksi melakukan konsultasi ke…