klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Harga Kedelai Tak Kunjung Turun, Laba Pengrajin Tempe Tulungagung Kian Menipis

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
Kegiatan pengolahan tempe yang ada di desa Rejosari kecamatan Gondang Tulungagung
Kegiatan pengolahan tempe yang ada di desa Rejosari kecamatan Gondang Tulungagung

KLIKJATIM.Com | Tulungagung - Harga kedelai impor di pasaran tak kunjung turun, masih bertahan di angka Rp 11.700 perkilogramnya, kondisi ini juga dirasakan oleh pengrajin tempe yang ada di desa Rejosari kecamatan Gondang Tulungagung.

Pengrajin tempe yang tak ingin kehilangan pelanggan, memilih untuk tidak menaikkan harga, kendati harga kedelain tak kunjung turun.

Hal tersebut disampaikan oleh Jumadi (60) salah satu pengrajin tempe yang ada di desa Rejosari kecamatan Gondang Tulungagung.

"Kalau ndak produksi ya langganan saya hilang semua mas, nanti akan diisi sama pedagang lain, ya kita tetap produksi,"ujarnya.

Jumadi menyebut, harga kedelai normalnya ada di angka Rp 9.000,- namun perlahan lahan mengalami kenaikan hingga ada di harga saat ini.

"Sekarang sudah hampir Rp 12.000 perkilogramnya, tadi saya beli sudah Rp 11.700 perkilonya," jelas Jumadi.

Dengan adanya kenaikan ini,otomatis laba hasil penjualan tempenya mengalami penurunan karena diirnya memilih untuk tidak menaikkan harga tempe.

Jumadi memperkirakan penurunan laba yang dialaminya mencapai 50%.

"Ya pasti labanya turun, kan harga tempenya ndak berubah tapi biaya pembelian kedelainya kan naik," terangnya.

Dalam sekali proses produksi, rata  rata dirinya membutuhkan 60 kilogram kedelai, kemudian setelah jadi langsun dititipkan ke toko toko langganannya.

Dengan kondisi seperti ini, dirinya hanya bisa berharap agar harga kedelai segera turun dan kembali normal. (ris)

Editor :