KLIKJATIM.Com | Gresik - Berita penculikan anak akhir-akhir sangat meresahkan masyarakat menyusul banyaknya informasi yang berseliweran di media sosial (medsos) facebook dan grup-grup whatsApp. Misalnya di Kabupaten Gresik, kabar penculikan anak yang sudah dipastikan hoax oleh pihak kepolisian tersebut seakan terjadi di beberapa desa.
Berdasarkan penelusuran klikjatim.com, di antara kabar hoax penculikan anak yang gagal telah menghebohkan warga di Gresik Selatan. Seperti di Kecamatan Cerme, Benjeng dan Balongpanggang.
Untuk di Kecamatan Cerme, kabar bohong terkait penculikan disebutkan terjadi di Desa Dooro dan Desa Dadapkuning. Bahkan beredar seruan kepada wali murid mengatasnamakan salah satu sekolah di Desa Dampaan tentang bahaya penculikan, sehingga membuat masyarakat semakin was-was.
Tidak hanya di Gresik Selatan. Hal serupa (hoax) juga disebutkan terjadi di Gresik Utara. Antara lain di Desa Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah; Desa Wadeng, Kecamatan Sidayu; serta di Desa Sekargadung, Kecamatan Dukun.
"Iya, katanya di Wadeng dan Sekargadung juga ada tapi pelakunya berhasil melarikan diri," ujar Tikno, warga Dukun.
[irp]
Diakuinya, kondisi demikian membuat resah masyarakat karena khawatir. Terutama bagi kalangan orang tua yang mempunyai anak masih sekolah.
“Kalau ditinggal kerja jadi tidak tenang, kepikiran terus setelah dapat informasi itu. Ya, khawatir saja kalau terjadi sesuatu,” ungkap warga lain asal Cerme, Nurdiana.
Selanjutnya, klikjatim.com juga melakukan penelusuran kabar hoax tentang penculikan anak di beberapa daerah lain di Jawa Timur.
Contoh di Surabaya, telah beredar sebuah postingan di media sosial yang memberikan informasi bahwa terjadi penculikan anak. Salah satu pelakunya disebutkan ditangkap dan diamankan di Polsek Tegalsari, Surabaya. Ternyata, kabar itu hoax alias berita bohong seperti yang dilansir Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui website resminya, www.kominfo.go.id.
Faktanya setelah ditelusuri, informasi penculikan tersebut tidak benar atau hoax. Pihak kepolisian Tegalsari tidak pernah menerima laporan dan penangkapan atas kasus penculikan anak.
Begitu juga berita penculikan anak di Desa Bringkang, Kecamatan Menganti, Gresik. Kementerian Kominfo mengkategorika kabar itu hoax karena terjadi salah informasi (disinformasi). Faktanya, Polsek Menganti langsung mendatangi lokasi yang diduga terjadi penculikan anak dan tidak ada penculikan. Kejadian sebenarnya adalah orang mau mencuri, tapi ketahuan sehingga langsung melarikan diri dan anak di rumah tersebut juga tidak digendong pelaku.
[irp]
Kabar hoax tentang penculikan anak juga sempat terjadi di Bangil, Kabupaten Pasuruan. Faktanya, bayi yang dikabarkan menjadi korban penculikan oleh ibunya sendiri telah digadaikan kepada seseorang untuk jaminan utang.
Berita tentang penculikan anak di Sidoarjo pun dipastikan hoax. Informasi yang menyajikan video CCTV terkait kabar percobaan penculikan terhadap siswi sekolah dasar, telah dinyatakan oleh pihak kepolisian setempat tidak benar.
Di Kabupaten Lamongan, juga dinyatakan sebagai berita hoax. Kabar penculikan anak di Desa Kranji, Paciran, Lamongan adalah tidak benar. Kejadian sebenarnya di Kranji Bekasi Barat, bukan Desa Kranji, Paciran, Lamongan.
Termasuk peristiwa percobaan penculikan anak di Desa Gembong, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan pun merupakan kabar bohong. (iz/bis/nul)
Editor : Redaksi