KLIKJATIM.Com | Ponorogo - Pasangan suami istri (pasutri) Syahrul Munir (26) dan Mila Restiani (27), tengah berbahagia. Hal ini menyusul karena pasutri asal Kelurahan Kertosari, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo tersebut dikaruniai bayi kembar 3.
[irp]
"Lahirnya hari Minggu kemarin mbak. Siang ke sore. Secara SC (operasi, red). Karena usia kandungan baru 7 bulan," ujar Mila Restiani, Jumat (3/12/2021).
Dia pun menceritakan saat bulan pertama hamil, dokter telah mendiangnosa FE atau hamil di luar kandungan. Namun, dokter menyarankan untuk periksa kembali pada bulan ke 2.
"Saya periksa bulan kedua ternyata ada 3 kantong atau 3 titik. Dokter bilang itu kembar 3," kata Mila yang bekerja di salah satu apotek di Ponorogo ini.
Saat itu, kata dia, antara percaya dan tidak percaya. Dia pun menjalani kehamilan seperti wanita lainnya. Tidak ada keluhan sama sekali.
"Gak ada mual, gak ada muntah. Ya makanya masih tetap bekerja," tambahnya.
Tetapi, pada Minggu (28/11/2021) atau masuk hamil 7 bulan dia mengaku terasa keluar cairan. "Itu di lokasi kerja kejadiannya. Keluar cairan, lalu dibawa ke RS Darmayu," jelasnya.
Dari hasil terakhir periksa, dokter masih menyampaikan sehat. Lalu, rencananya bulan Desember ini akan diberikan suntikan untuk memperkuat paru-paru bayi.
"Tapi belum sampai Desember udah lahir. Ceweknya 2 dan cowok 1. Berat badannya untuk yang cewek masing-masing 1,1 kg dan cowok 1,3 kg," jelasnya.
Sementara itu, dokter spesialis anak RS Darmayu, dr. Kautsar Prastudia mengatakan, bayi kembar 3 itu harus dirawat di NICU. Karena pada saat lahir usia kandungan masih 7 bulan.
"Beberapa organ belum waktunya lahir terpaksa lahir, mulai paru-paru belum mateng," urainya.
Menurutnya, sekarang dibantu support dengan alat bantu napas. Pihak rumah sakit juga mengawasi alat pencernaannya. Sebab belum bisa memberikan minum.
"Bayi masi dipuasakan, kalau diberi minum saluran pencernaannya belum siap, nanti malah terjadi pelukaan di saluran pencernaannya," bebernya.
Sehingga, untuk support nutrisi lewat cairan infus. Pasalnya kondisi bayi prematur dengan berat badan sangat rendah.
"Ke depan, jika sudah boleh rawat jalan tentu akan ada pemeriksaan sambil rawat jalan, kondisi pendengaran, mata, berat badan," pungkasnya. (nul)
Editor : Fauzy Ahmad-klikjatim.com