klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

DPRD Jatim Usul Adanya Literasi Keuangan Bagi PMI di Jatim

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim Hikmah Bafaqih (ist).
Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim Hikmah Bafaqih (ist).

KLIKJATIM.Com | Surabaya - Komisi E DPRD Jatim mengingatkan agar Pemprov Jatim tak lambat dalam merespon kepulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), utamanya bagi PMI prosedural asal Jatim yang putus kontrak.

[irp]

Di situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini, dikhawatirkan dana atau tabungan hasil bekerja para PMI prosedural tersebut tidak bisa dimanfaatkan dengan baik pasca kepulangan mereka dari negara penempatan.

Oleh karena itu, Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim Hikmah Bafaqih meminta Pemprov Jatim segera memberikan literasi keuangan bagi para PMI prosedural tersebut, tentunya juga tak perlu menunggu tahun depan.

"Literasi keuangan ini, dasar pemikirannya sebetulnya kita mitigasi resiko tidak produktifnya penggunaan uang PMI yang pulang. Karena eksodusnya lumayan ini yang putus-putus kontrak," jelas Hikmah kepada klikjatim.com, Jumat (27/8/2021).

Politisi asal Fraksi PKB itu menyebutkan, daerah kepulangan PMI prosedural yang putus kontrak itu sendiri terbanyak dari Tulungagung, Malang dan Blitar. Literasi keuangan itu, kata dia, bisa dilakukan oleh Disnaker Jatim maupun kabupaten/kota.

"Kita berharap setidaknya tiga daerah ini memulai untuk memantau PMI yang pulang, itu situasi keuangannya gimana, kemudian dilakukan pembinaan. Terutama yang kemarin dalam data kami banyak PMI prosedural pulang yang ekspektasinya bawa duit, Tulungagung, Blitar, Malang," bebernya.

Hikmah mengungkapkan, literasi keuangan ataupun pelatihan kewirausahaan bagi PMI sebenarnya sudah rutin dilakukan oleh pemerintah. Hanya saja, pemprov maupun pemda setempat cenderung lambat merealisasikannya.

"Literasi keuangan, pelatihan kewirausahaan itu rutin sih dilakukan, cuman biasanya kan nunggu. Misalnya ada kepulangan hari ini, programnya masih tahun depan, tau sendirilah, orang nyimpen uang dalam situasi (pandemi Covid-19) kayak gini aman apa tidak ?," ungkapnya.

Literasi keuangan, lanjut dia, pada dasarnya untuk memberikan pemahaman kepada para PMI yang pulang ke tanah air agar mereka bisa memanfaatkan uang dengan benar.

"Belum tentu bikin usaha itu tepat loh ya, respon kita misalkan pelatihan, ya belum tentu juga, situasi sekarang pasarnya ada nggak ? Jadi yang dimaksud meyelamatkan, literasi keuangan itu bisa dalam bentuk ditabung dulu, didepositokan dulu, jadi memberikan pengetahuan dasar tentang bagaimana memanfaatkan uang dengan benar sesuai dengan kondisi saat ini," tandasnya. (bro)

Editor :