klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Rumah Pelangi, Wujud Kepedulian PT Smelting Terhadap Dunia Literasi

avatar Abdul Aziz Qomar
  • URL berhasil dicopy

KLIKJATIM.Com | Gresik--Perpustakaan Desa suci bernama Rumah Pelangi sehari-hari ramai didatangi pengunjung, terutama sebelum pandemi.

[irp]

Pengelola Rumah Pelangi Nency Septriyana menceritakan, sebelum pandemi rata-rata dalam sebulan perpustakaan desa tersebut dikunjungi tak kurang dari 1000 orang.

"Dari desa suci sendiri dan desa-desa tetangga," ujarnya.

Perpustakaan pelangi sendiri terwujud berangkat dari keresahan Nency dan kawan-kawan, melihat rendahnya kesadaran literasi masyarakat mendorongnya mengaktifkan perpustakaan desa itu.

"Sebenarnya program perpustakaan desa ada di hampir setiap desa tapi kan jarang yang jalan," tuturnya.

Salah satu tantangannya adalah keterbatasan dana dari anggaran desa. Berangkat dari itu, Ia berinisiatif mengajukan proposal kepada PT Smelting untuk menghidupkan perpustakaan Desa itu.

"Sejak tahun 2016 kita resmi jalan dengan PT Smelting. Karena terbatasnya anggaran desa untuk pengelolaan dan pengembangan perpustakaan," ungkapnya.

Hasilnya, koleksi buku di rumah pelangi semakin banyak dan lengkap dari berbagai kategori ilmu pengetahuan. Dukungan Smelting, lanjut Nency meliputi banyak hal. Mulai dari operasional rumah pelangi hingga pengembangan perpustakaan.

"Kami lakukan edukasi untuk membangun kesadaran masyarakat pentingnya membaca, adakan lomba terkait literasi untuk anak-anak. Bahkan dulu sebelum pandemi kita ada perpustakaan keliling kerjasama dengan karang taruna," ceritanya.

Diakui Nency, meski dukungan pengembangan rumah pelangi datang dari beberapa perusahaan, namun PT Smelting punya andil paling besar.

"Yang kita saat itu seperti mulai dari nol, membeli rak buku, melengkapi koleksi buku dan alat peraga pembelajaran dan permainan anak-anak," bebernya.

Hingga saat ini, perpustakaan pelangi jadi rujukan guru-guru sekolah sekitar untuk belajar bagaimana mengelola dan mengembangkan perpustakaan agar anak didik betah berlama-lama membaca buku di perpustakaan.

"Banyak juga guru-guru sekolah, terutama sebelum pandemi yang datang kesini, selain cari referensi juga melihat sara kami mengelola perpustakaan. Selain itu anak-anak sekolah dari desa-desa lain juga sering main kesini," katanya bangga. (mkr)

Editor :