klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Timbunan Sak Limbah B3 Resahkan Warga Desa Kenep, Pasuruan

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
Salah seorang warga Desa Kanep Pasuruan melihat tumpukan karung zak yang diduga berisi limbah B3
Salah seorang warga Desa Kanep Pasuruan melihat tumpukan karung zak yang diduga berisi limbah B3

KLIKJATIM.Com | PasuruanWarga Desa Kenep, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan dibuat resah terkait keberadaan puluhan zak atau karung plastin di wilayahnya. Karung yang diduga berisi limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dibuang sembarangan di pinggir jalan dusun setempat. Warga khawatir, tumpukan sak limbah B3 jenis sabun cuci  mengancam kesehatan.

[irp]

Bandi salah seorang warga mengatakan, timbunan sak diduga berisi limbah B3 keluhkan warga. "Limbah tersebut sengaja dibuang disitu oleh salah seorang warga. Tapi saya tidak tahu asalnya limbah itu," kata dia, Kamis (25/5/2021).

Ia menduga, ada salah seorang warga sendiri yang sengaja mendatangkan limbah-limbah plastik bekas sabun. "Limbah itu diangkut truk lalu dibuang ditepi jalan dusun," ungkapnya. 

Ia berharap pihaknya terkait segera menindaklanjutinya, sehingga tidak membuat resah masyarakat yang ada di sekitarnya. "Keberadaan timbunan limbah agak jauh dari perkampungan warga. Tapi di sini kan banyak kendaraan yang melintas, karena posisinya tepat di tepi jalan dusun, jika beracun apakah tidak berbahaya bagi pengendara yang melintas," imbuhnya.

Terpisah, Yusuf mengaku dirinya sebagai pengelola timbunan limbah. Dia mendapat limbah plastik sabun dari seseorang. "Saya kenal orang itu di kawasan Pandaan. Limbah-limbah tersebut saya beli seharga Rp 21 juta. Infonya limbah berasal dari wilayah Sidoarjo," ujar Yusuf.

Ia pun kecewa, usai membeli limbah, ternyata tidak laku dijual. "Saya merasa ditipu. Rencananya timbunan limbah tersebut akan dibuang ke dalam sumur miliknya. Kemudian dicor agar tidak membahayakan lingkungan sekitar," ucapnya.

Disinggung terkait Perijinan, dirinya mengakui tidak mempunyai izin untuk mengelola limbah tersebut. (rtn)

Editor :