klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Wakil Ketua Komisi B Datangi Liponsos, Temui ART Yang Diduga Korban Kekerasan

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
Anggota DPRD Kota Surabaya, Anas Karno menemui salah satu korban kekerasan. (Hilmi/Klikjatim.com)
Anggota DPRD Kota Surabaya, Anas Karno menemui salah satu korban kekerasan. (Hilmi/Klikjatim.com)

KLIKJATIM.Com | Surabaya - Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya, Anas Karno melakukan inpeksi mendadak (sidak) di Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) atas dugaan penganiayaan kepada salah seoarang warga Kejawan Putih Tambak, Surabaya.

[irp]

Warga dengan inisial EAS merupakan seoarang Asisten  Rumah Tangga (ART) bekerja di rumah yang terletak di Raya Manyar. EAS diduga di aniaya oleh majikannya sendiri dan masukkan oleh majikannya ke Liponsos dengan laporan gangguan jiwa atau depresi.

Dihadapan Anas Karno, EAS mengaku telah dianiaya oleh majikannya dengan luka fisik di paha belas setrika dan juga luka di punggung karena dipukul.

"Ini punggung saya juga sudah diobati, katanya tulang yang sebelah kanan masih bisa di perbaiki, ini bekas di pukul tiga atau empat bulan yang lalu," aku EAS, Jumat (7/5/2021).

Tak hanya luka fisik, namun EAS juga mengaku diperlakukan oleh majikannya layaknya binatang. Lantaran ia disuruh makan nasi yang dicampur dengan kotoran kucing.

"Majikan saya bilang, itu ada tai kucing kok ga dibuang, terus saya bilang, iya nanti saya buang, terus dia bilang lagi, gausah nanti buat makan kamu, saya pikir itu bercanda ternyata beneran saya dikasih makan sama tai kucing," ungkapnya.

Mendengar aduan dari EAS, Anas Karno meminta agar EAS dirawat terlebih dahulu oleh Dinas terkait. Ia juga akan mengawal dan mendampingi kasus tersebut sampai tuntas

"ART di rawat dulu sampai sembuh oleh Dinas Terkait, apabila memang ada hubungannya dg permasalahan hukum, supaya di selesaikan secara hukum, saya siap mengawal dan mendampingi kasus ini," kata Anas Karno.

Atas kejadian tersebut, Anas Karno meminta agar antara majikan dan ART harus saling menghormati, sehingga tidak ada lagi adanya tindak kekarasan terhadap ART ataupun yang lainnya.

"Agar tidak terjadi lagi adanya kekerasan. Baik secara umum ataupun khususnya terhadap ART, harus saling menghormati & menghargai," pungkasnya. (bro)

Editor :