KLIKJATIM.Com | Gresik - Prestasi membanggakan kembali diukir oleh anak-anak didik di Kabupaten Gresik. Berkat karya ilmiahnya dengan meneliti rumput dari lahan pertanian di sekitar yang dijadikan obat penyembuh luka, ternyata sukses mengantarkan para pelajar SMA Hidayatus Salam Lowayu, Kecamatan Dukun, Gresik sebagai runner-up dalam ajang Indonesia International Applied Science Project Olympiad (I2ASPO) 2020.
[irp]
Lima peneliti muda dari SMA swasta yang meraih penghargaan Silver Medal tersebut di antaranya Nikita Khoirunnisa selaku ketua, Khozinatul Mahmudah, Windi Nur Apriliya, Sa’diyyah Divamia Amanda dan Siti Nur Hamidah. Dengan kerja keras dan kekompakannya, tim peneliti di bawah bimbingan Tohari Anwar, S.Si yang merupakan guru lulusan sarjana kimia Universitas Airlangga ini berhasil menggeser ratusan peserta lainnya yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.
Secara keseluruhan total peserta berjumlah sebanyak 450 tim dari dalam negeri maupun luar negeri, pada kompetisi yang diadakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) bekerja sama dengan Institut Teknologi 10 November (ITS Surabaya) tersebut. Untuk peserta luar negeri antara lain dari Iran, Korea Selatan, Palestina, Filiphina, Hong Kong, Vietnam, Peru, Bosnia, Hezegowina. Turki, USA, Ekuador, Nepal, Singapura, Malaysia, Romania, Republik Belarus, Makau dan Mexico.
"Pada malam penganugrahan telah diumumkan beberapa kategori award yang terdiri dari peraih Gold Medal, Silver Medal dan Bronze Medal. Dan alhamdulillah, karya dari anak-anak didik kami menjadi perhatian menarik sebagai juara dalam kategori Silver Medal untuk level SMA dengan judul penelitian, SALTING Grinting Grass as a Wound Healing Oinment," terang Kepala Sekolah (Kepsek) SMA Hidayatus Salam Lowayu, Atho’ilah, Sabtu (23/1/2021).
Dijelaskan, bahwa karya ilmiah yang diciptakan oleh anak-anak didiknya tersebut berupa salep penyembuh luka berasal dari rumput grinting (Cynodon Dactylon). Bahkan salep ini sudah diproduksi dan digunakan oleh masyarakat sekitar disertai bukti uji fitokimia, uji daya lekat, uji daya sebar, uji daya larut dan uji respon konsumen.
Meski dari bahan sederhana yaitu sebuah rumput yang umumnya sebagai hama tanaman atau gulma, tapi ternyata mampu diolah menjadi sebuah produk berkhasiat. Tentu hal ini membawa semangat tersendiri bagi para peneliti muda lainnya, bahwa proses penelitian (experiment) cukup menarik dilakukan. Sebab dari hasil penelitian tersebut, bisa menjadi sumbangsih dalam menjawab permasalahan masyarakat Indonesia dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang ditekuni.
"Melalui serangkaian proses penelitian, akhirnya tim peneliti SMA Hidayatus Salam membuktikan bahwa tidak ada keterbatasan yang mampu menghalangi karya mereka sebagai juara dalam kompetisi internasional," imbuh kepsek sembari bersyukur.
Ketua Tim Peneliti, Nikita Khoirunnisa menjelaskan, rumput grinting ini memang menjadi gulma yang sangat merugikan bagi petani. Sebab banyak tumbuh di lahan pertanian maupun perkebunan di daerah sekitar Lowayu.
Tapi di sisi lain, ternyata rumput ini mengandung minyak esensial triticin 12,4�n konstituen kimia lainnya. Seperti glikosida, saponin, tanin, flavonoid, & karbohidrat16.
"Kandungan kimia tersebut tidak diketahui banyak orang, sehingga kami berinisiatif melakukan uji mandiri di Lab SMA Hidayatus Salam yang didampingi Bapak Tohari Anwar dan berhasil menghasilkan salep penyembuh luka dengan nama SALTING," tandasnya. (hen)
Editor : Redaksi