KLIKJATIM.Com | Surabaya - Gunung Semeru, secara administratif letaknya berada di dua wilayah yakni di Kabupaten Malang dan Lumajang. Gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan puncak tertinggi mencapai 3.676 meter dari permukaan laut ini meletus pada Selasa (1/12/2020) dini hari.
Setidaknya ada 550 warga mengungsi akibat letusan Gunung Semeru. Mereka berasal dari Dusun Kobokan, Desa Supiturang, dan Gunung Sawur di Desa Sumber Wulu, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, yang berada di radius 10 kilometer dari kawah Semeru.Kabid Penanggulangan Bencana dan Logistik BPBD Lumajang, Wawan Hadi mengatakan, untuk sementara warga diungsikan ke Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Sawur dan di Balai Desa Supiturang. "Kita menyiapkan pengungsian di Dusun Kamar Kajang, Desa Sumber Wulu, Kecamatan Candipuro," kata Wawan, Selasa (1/12/2020).Di sisi lain, di balik keindahannya Semeru juga memiliki segudang cerita mistis. Misalnya saja seperti kemunculan tanda aneh saat Semeru menunjukkan aktifitas vulkanisnya yang itu tidak bisa dinalar akal sehat manusia.Hanya satu orang yang bisa menafsirkan tanda yang ditunjukkan 'penguasa' Semeru jika gunung ini akan meletus, dia adalah Mbah Dipo, pria tua yang mengabdikan dirinya menjadi kuncen Semeru hingga akhir hayat.Dilansir dari berbagai sumber, semasa muda Mbah Dipo menghabiskan waktunya bertapa di Mahameru. Saking lamanya, bahkan rambut mbah Dipo panjangnya mencapai sepinggang.Dalam menjalankan tugasnya sebagai kuncen, Mbah Dipo memiliki kebiasaan menarik. Dia akan mempersilahkan tamu untuk bermalam di rumahnya hingga mbah Dipo mengizinkannya pulang. Sebaliknya, dia tidak akan mengizinkan pulang, meskipun tamu itu meminta izin pulang.Dan, jika mbah Dipo tidak menghendaki tamu itu bermalam, maka haram bagi tamu itu untuk bermalam. Sebab jika melanggar, pasti ada kejadian yang bakal dialami oleh si tamu.Mbah Dipo, selama hidupnya menjamin warga yang tinggal di lereng Gunung Semeru tidak akan terkena musibah selama dia menjadi kuncen. Dia bahkan menjamin keselamatan seluruh warga dusun itu.Namun, akibat suatu penyakit yang dideritanya, pada 2007 silam Mbah Dipo meninggal karena tidak mau di rawat di rumah sakit terdekat. Dia menolak berobat karena dokter pasti akan mengatakan tidak ada penyakit. Mbah Dipo meninggal di Dusun Kamar Kajang dan dimakamkan di belakang rumahnya.Setelah kematian Mbah Dipo, tanggung jawab sebagai Kuncen Semeru kemudian diemban oleh eyang putri atau istri ketiga Mbah Dipo bernama Soeparti. Hal ini sesuai dengan wasiat Mbah Dipo sebelum meninggal. Seperti diketahui, Mbah Dipo ini memiliki tiga istri.Selain itu, Mbah Dipo juga merupakan sosok yang paling dikenal di kalangan pendaki Semeru. Ada sebuah cerita yang megisahkan, Mbah Dipo mengatakan jika Semeru meletus, maka pergilah ke arah sungai. Jangan pernah menuju ke arah Gunung Sawur. Namaun belum diketahui kebenaran soal itu apakah benar atau tidak. (bro)
Editor : Redaksi