klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Gubernur Khofifah Resmikan Pusat Instalasi Karantina Terpadu Pertama di Indonesia di Jatim, Optimistis Pacu Ekspor dan Daya Saing Logistik

avatar Wahyudi
  • URL berhasil dicopy
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, secara resmi menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kepala Badan Karantina Indonesia, Dr. Sahat Manaor Panggabean, terkait Penyelenggaraan Perkarantinaan Hewan, Ikan, dan Tumbuhan dalam insta
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, secara resmi menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kepala Badan Karantina Indonesia, Dr. Sahat Manaor Panggabean, terkait Penyelenggaraan Perkarantinaan Hewan, Ikan, dan Tumbuhan dalam insta

KLIKJATIM.Com | Surabaya – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, secara resmi menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kepala Badan Karantina Indonesia, Dr. Sahat Manaor Panggabean, terkait Penyelenggaraan Perkarantinaan Hewan, Ikan, dan Tumbuhan dalam instalasi karantina terpadu. Penandatanganan ini berlangsung di Gedung Negara Grahadi pada Jumat (4/7/2025).

MoU strategis ini juga diikuti dengan Perjanjian Kerja Sama antara Badan Karantina Indonesia dan PT Jatim Grha Utama untuk pemanfaatan fasilitas karantina di Puspa Agro. Langkah ini menjadikan Puspa Agro sebagai pusat Instalasi Karantina Terpadu pertama di Indonesia.

Kerja sama ini diharapkan mampu menjadikan Jawa Timur sebagai garda terdepan dalam keamanan hayati dan efisiensi logistik impor maupun ekspor. Instalasi Karantina Terpadu ini digadang akan sangat efisien dalam menekan dwelling time (waktu tunggu) dalam rantai perdagangan dan logistik, karena seluruh pengurusan dokumen akan terpusat dalam satu kawasan.

Baca Juga : Gubernur Khofifah Salurkan BLT Rp 5,57 Miliar untuk Buruh Rokok Surabaya: Wujud Negara Hadir Sejahterakan Pekerja IHT

“Jadi MoU ini terkait pendirian Instalasi Karantina Terpadu, di Indonesia baru pertama di Jatim ini. Dan ini untuk tiga item ya, yaitu untuk hewan, ikan dan tumbuhan. Untuk yang ikan bahkan ini sudah jalan,” tegas Khofifah.

Menurutnya karena sistemnya terpadu, semua akan tersedia dalam satu kawasan. Mulai laboratorium, bea cukai dan badan karantina baik untuk ekspor maupun impor. Hal ini akan meningkatkan efisien dan berdaya saing tinggi.

Gubernur Khofifah optimistis bahwa layanan Instalasi Karantina Terpadu ini akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan efisiensi alur perdagangan dan logistik, baik untuk ekspor maupun impor. Eksportir maupun importir tidak perlu lagi berpindah-pindah tempat untuk pengurusan dokumen karena semua sudah terpadu.

Baca Juga : Beasiswa Pemprov Jatim Lahirkan Tiga Doktor UINSA, Khofifah: Investasi SDM Emas 2045

“Ini akan meningkatkan efisiensi arus barang termasuk untuk dwelling time, dan pasti akan menurunkan Incremental Capital Output Ratio (ICOR) kita. Mudah-mudahan akan ikut meningkatkan daya saing produk kita sehingga investasi ke Jatim juga akan lebih banyak lagi,” tandasnya.

Lebih dari itu, Instalasi Karantina Terpadu ini juga sejalan dengan visi menjadikan Jawa Timur sebagai Gerbang Baru Nusantara. Bukan hanya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, tetapi juga sebagai simpul strategis yang menghubungkan rantai pasok pangan dan logistik di seluruh Indonesia bahkan dunia.

Pentingnya layanan perkarantinaan terpadu di Jawa Timur tercermin dari nilai perdagangan tahun sebelumnya. Sepanjang tahun 2024, pelayanan karantina di Jawa Timur telah memfasilitasi ekspor senilai USD 25,80 miliar dan impor sebesar USD 29,97 miliar. Data ini menegaskan bahwa peran karantina sangat vital bagi kinerja ekspor dan impor Jawa Timur, sekaligus menjaga integritas produk yang masuk maupun keluar daerah serta keluar negeri.

Baca Juga : Pemprov Jatim Salurkan Bantuan Rp5,69 Miliar di Jombang, Gubernur Khofifah Tegaskan Komitmen Pemprov Jatim untuk Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat

Kawasan Puspa Agro, dengan luasan 50 hektare, siap bertransformasi menjadi hub karantina modern. Kawasan ini telah dilengkapi sarana laboratorium mutakhir, fasilitas pengujian komprehensif, logistik terpadu, hingga layanan kepabeanan. Dengan demikian, seluruh proses ekspor dan distribusi komoditas pertanian, perikanan, dan peternakan dapat diselesaikan secara one-stop service.

"Kami berkomitmen untuk mempercepat arus barang, menekan biaya logistik yang selama ini menjadi tantangan bagi pelaku usaha, serta yang paling utama, menjamin keamanan hayati produk-produk unggulan Jawa Timur.Ini adalah wujud nyata dukungan pemerintah provinsi terhadap pelaku usaha, memberikan kemudahan dan kepastian dalam mengurus ekspor, sekaligus membuka peluang pasar yang lebih luas,” pungkasnya," tegas Gubernur Khofifah.

Baca Juga : Pemprov Jatim Salurkan Bantuan Rp5,69 Miliar di Jombang, Gubernur Khofifah Tegaskan Komitmen Pemprov Jatim untuk Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat

Di sisi lain, Kepala Badan Karantina Indonesia, Dr. Sahat Manaor Panggabean, menegaskan bahwa MoU pendirian Instalasi Karantina Terpadu ini akan menjadi pionir dan percontohan untuk diterapkan di kawasan lain di Indonesia.

“Hari ini kami MoU dengan Pemprov Jatim, bahwa kita akan membangun Instalasi Karantina Terpadu, yang nanti kita harapkan semua pengurusan di karantina dan bea cukai selesai di satu kawasan di Puspa Agro. Semua diselesaikan dalam satu kawasan,” tegasnya.

Pihaknya optimis sistem ini akan membuat Indonesia sejajar dengan negara-negara lain, karena sistem ini akan terkoneksi dengan negara mitra ekspor dan impor Indonesia.

Baca Juga : Wapres Gibran dan Gubernur Khofifah Tinjau Pasar Rogojampi, Pastikan Harga Stabil dan Stok Aman

“Sehingga mereka paham barang-barang mereka sampai mana dari mana. Saya pikir karena semua sudah siap, tahun ini bisa segera running,” pungkas Sahat. (yud) 

Editor :