klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Dispendik Sampang Sebut Sekolah Kesetaraan Tidak Mendongkrak IPM

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
oppo_0
oppo_0

KLIKJATIM.Com | Sampang – Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Sampang menyampaikan bahwa meskipun setiap tahun ada lebih dari 100 siswa yang lulus dari program pendidikan kesetaraan (Paket A, B, dan C), program ini belum mampu mendongkrak Indeks Pembangunan Manusia (IPM) secara signifikan. Hal ini disebabkan karena pengelolaan dan inovasi yang masih belum maksimal.

Kepala Bidang (Kabid) PAUD dan PNFI Dispendik Sampang, Dewi Trisna, mengatakan bahwa meskipun jumlah lulusan seharusnya bertambah setiap tahun, minat masyarakat terhadap sekolah kesetaraan masih rendah. Menurutnya, pendidikan kesetaraan masih sering dipandang sebelah mata, sehingga Dispendik tidak bisa menetapkan target jumlah siswa yang harus lulus.

Baca Juga : Anggaran Jumbo Jadi Kendala, Revitalisasi Pasar Hewan Sampang Tunggu Bantuan Pemprov Jatim
"Karena selama ini kenapa jumlah itu tidak mendongkrak kepada kenaikan IPM, karena pengelolaannya belum maksimal. Kalau bicara belum maksimal berarti belum ada upaya-upaya inovasi, yang menimbulkan tidak adanya ketertarikan," ujar Dewi, Jumat (8/8/2025).

Dewi mengajak anak-anak putus sekolah di Sampang untuk tidak ragu melanjutkan pendidikan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) terdekat.

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan kesetaraan, Dispendik Sampang telah melakukan filterisasi terhadap lembaga-lembaga pendidikan non formal. Hingga saat ini, dua lembaga telah ditutup dan dua lainnya sedang dalam proses penutupan. Langkah ini diambil untuk memperbaiki manajemen dan standar kualitas.

Baca Juga : BPBD Sampang Minta Pengerjaan Proyek Jembatan Tambelangan Sesuai RAB
"Sehingga lembaga yang sudah difilter sudah ada grade-nya sangat layak, layak, cukup layak, dan tidak layak. Yang tidak layak inilah yang akan terus kami adakan proses pendampingan," tambahnya.

Dewi juga menegaskan bahwa pendidikan non formal ini gratis dan tidak ada pungutan biaya apapun karena telah didukung oleh Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) dari pemerintah.

Meskipun memiliki tantangan, Dispendik mengklaim bahwa jumlah ijazah yang dikeluarkan oleh lembaga pendidikan non formal cukup banyak, bahkan bisa mencapai lebih dari 100 ijazah setiap tahunnya. Namun, angka ini belum cukup untuk memberikan dampak signifikan pada kenaikan IPM di Sampang tanpa adanya inovasi dan pengelolaan yang lebih baik. (yud) 

Editor :