KLIKJATIM.Com | Sumenep - Inovasi pelayanan kesehatan dengan pendekatan spiritual tengah dikembangkan di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Baca juga: Puluhan Jabatan Eselon di Sumenep Masih Kosong, Pemkab Bergantung pada Pelaksana Tugas
Gagasan tersebut lahir dari seorang Penyuluh Agama Islam Kementerian Agama (Kemenag) Sumenep, Ahmad Hudaifah, melalui program bertajuk “SpHeal Blessing” atau Spiritual Healing Blessing.
Program ini menawarkan pendampingan kejiwaan dan spiritual bagi pasien di fasilitas kesehatan melalui forum Majelis Taklim Virtual, sebagai upaya mendekatkan nilai-nilai keagamaan dengan proses penyembuhan medis.
“Sering kali kebutuhan spiritual pasien di rumah sakit tidak tertangani dengan baik. Padahal, ketenangan batin bisa mempercepat pemulihan,” terang Hudaifah, Selasa (5/8).
Hudaifah menyusun program ini dilatarbelakangi oleh keprihatinannya terhadap masih minimnya perhatian terhadap spiritual care di rumah sakit dan puskesmas.
Sejak awal peluncuran, ia telah aktif berkoordinasi dengan berbagai fasilitas kesehatan di wilayah Sumenep guna mengenalkan konsep tersebut sekaligus menyelaraskannya dengan aktivitas penyuluhan agama yang telah ada.
Respons dari kalangan medis pun cukup menggembirakan. Seorang psikiater senior di Sumenep, dr. Utomo, menilai pendekatan ini sangat relevan dan potensial dalam proses terapi pasien.
“Pendekatan psikoreligius bukan sekadar pelengkap, tapi bagian integral dalam upaya penyembuhan. Kehadiran penyuluh agama bisa mengisi ruang yang tak selalu terjangkau oleh tenaga medis,” tuturnya.
Baca juga: Penyuluh KPK Soroti Risiko Jual Beli Jabatan, Kepala Daerah Diminta Jaga Integritas Mutasi ASN
Dukungan juga datang dari Kepala Kemenag Sumenep, Abdul Wasid, yang memandang program ini patut dijadikan bagian dari kebijakan jangka panjang organisasi.
“Gagasan seperti ini harus diapresiasi dan didorong masuk ke dalam Rencana Strategis IPARI Sumenep agar bisa dikembangkan lebih luas,” ujarnya.
Senada dengan itu, Ketua Pengurus Daerah IPARI Kabupaten Sumenep, Moh. Halili, menyatakan bahwa “SpHeal Blessing” telah resmi diakomodasi dalam Renstra IPARI tahun 2025.
“Program ini bukan sekadar tambahan kegiatan. Ini adalah langkah konkret kami dalam memperluas peran penyuluh agama sebagai pendamping rohani di tengah masyarakat,” ungkap Halili.
Baca juga: Mayoritas Perusahaan di Sumenep Skala Mikro-Kecil, Penerapan UMK Jadi Tantangan
Lebih dari sekadar pembinaan keagamaan, “SpHeal Blessing” hadir sebagai jembatan antara dunia medis dan kebutuhan spiritual pasien.
Tujuannya adalah memberikan dukungan batiniah agar pasien dapat menghadapi proses pengobatan dengan semangat dan ketenangan.
Dengan dukungan lintas sektor yang terus menguat, program ini dipandang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai model nasional dalam pengintegrasian layanan agama ke dalam sistem kesehatan.
Pendekatan holistik seperti ini diyakini akan semakin dibutuhkan oleh masyarakat di tengah kompleksitas tantangan kesehatan modern. (ris)
Editor : Hendra