KLIKJATIM.Com | Surabaya - Kinerja Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam memperhatikan warganya yang kurang mampu menjadi catatan anggota Komisi D DPRD setempat, Cahyo Siswo Utomo. Hal itu setelah mengetahui ada warga yang tidak tersentuh bantuan sama sekali dari pemerintah.
[irp]
Ia adalah Salma, sosok gadis kecil kelas 2 SD yang hidup bersama nenek dan tantenya, karena telah ditinggal oleh kedua orang tua. Keluarga ini menempati rumah yang sederhana di kawasan Dukuh Pakis, Surabaya.
Diakui Cahyo, bahwa kondisi Salma dan keluarganya cukup memprihatinkan. Namun yang disayangkan, mereka ternyata tidak masuk dalam daftar masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
"Setelah mendapatkan informasi terkait keberadaan mereka, saya langsung datang menyambangi kediaman Salma untuk memastikan kondisinya," ujar Cahyo usai berkunjung ke rumah Salma, yang sekaligus untuk memberikan bantuan berupa peralatan sekolah dan sembako pada Minggu (29/8/2021) pagi.
Setelah mengetahui kondisi di lapangan, politisi muda Fraksi PKS ini menilai seharusnya keluarga Salma layak masuk ke dalam MBR. Sehingga bisa mendapat bantuan dari Pemkot Surabaya. "Melihat kondisi Salma, seharusnya masuk dalam kategori MBR sehingga Salma bisa memperoleh bantuan dari Pemkot, baik itu melalui Dinas Sosial maupun Dinas Pendidikan," tandasnya.
Namun kenyataannya berbeda. Salma justru belum mendapat bantuan apapun dari Pemkot karena status keluarganya belum MBR. Hal ini dikarenakan Salma masih masuk dalam KK kedua orang tuanya, sehingga sulit untuk masuk ke dalam daftar MBR.
Untuk itu, dia meminta kepada pengurus RT/RW setempat agar membantu proses pindah KK Salma dari KK kedua orang tuanya ke KK tantenya. Dengan begitu diharapkan bisa diubah pula statusnya ke MBR.
"Peran RT/RW setempat bisa menjadi solusi bagi Salma untuk membantu proses pindah KK Salma dari KK orang tuanya ke KK tantenya. Sehingga bisa diubah statusnya ke MBR," menurutnya.
Cahyo berharap penyelesaian berkala secara intensif perlu dilakukan Pemkot Surabaya. Sehingga kasus serupa tidak menimpa anak-anak Surabaya lainnya. "Saya berharap jajaran Pemkot Surabaya bisa memperhatikan hal ini, mulai dari tingkat RT/RW kemudian Kelurahan dan juga Kecamatan. Sebagai bagian tanggung jawab dan wujud kehadiran Pemkot bagi warga Surabaya, khususnya fakir miskin dan anak-anak terlantar, sebagaimana amanat dalam Undang-undang Dasar RI tahun 1945 Pasal 34," pungkasnya.
Sementara itu Puji Astuti, tante Salma menyampaikan bahwa keponakannya itu sudah lama ditinggal oleh orang tuanya. Karena itu, Salma pun dirawat oleh tante dan neneknya di kawasan Dukuh Pakis, Surabaya.
"Untuk penghasilan keluarga ya pas-pasan," imbuh Puji. (nul)
Editor : Redaksi