Lebaran Usai, Dinas Kesehatan Surabaya Ingatkan Potensi Penderita Diabetes dan Hipertensi Bertambah

Reporter : Redaksi - klikjatim

KLIKJATIM.Com | SURABAYA– Libur lebaran seringkali dimanfaatkan masyarakat untuk menyantap berbagai makanan lezat. Apalagi setelah menjalankan ibadah puasa selama sebulan, masyarakat jadi lebih bernafsu untuk menikmati berbagai hidangan, baik itu ringan maupun berat.

Hal itu juga didukung dengan banyaknya makanan yang disajikan di sanak saudara dan kerabat saat berkumpul bersama keluarga. Jika tidak membatasi diri, maka masyarakat bisa terjangkit penyakit tidak menular.

Menurut Ketua Tim Kerja Penyakit Tidak Menular (PTM) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nur Laila masyarakat bisa terkena penyakit tidak menular, karena gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat.

Dia mencontohkan sejumlah penyakit tidak menular karena gaya hidup tidak sehat. Antara lain hipertensi, diabetes, kolesterol, asam urat, stroke, jantung, dan gerd atau gastritis (maag).

 

“Makanan yang disajikan memang beragam, ada yang manis, berlemak, pedas, hingga minuman dingin. Semua itu boleh dikonsumsi tetapi harus dibatasi. Kalau tidak dikontrol maka akan muncul gangguan kesehatan,” kata Nur Laila pada Rabu (17/4) seperti dikutip dari laman resmi Pemkot Surabaya.

Nur Laila menambahkan, sejumlah penyakit yang dikeluhkan atau diderita masyarakat selama akhir Ramadhan hingga libur lebaran antara lain hipertensi, diabetes, sakit kepala, gerd atau gastritis (maag), dan diare.

“Tidak menutup kemungkinan terjadi diare karena banyak orang-orang saat mudik, lupa mencuci tangan. Jadi mereka sudah menyentuh banyak hal, lalu langsung makan ketika disuguhkan makanan. Ini yang bisa menyebabkan diare pada saat momen lebaran,” jelasnya.

Lalu untuk pasien rujukan di sejumlah fasilitas kesehatan wilayah Surabaya, kebanyakan didominasi pasien hipertensi dan diabetes.

Para penderita penyakit tersebut yang memeriksa di fasilitas kesehatan didominasi masyarakat usia 45-59 tahun untuk pra lansia, dan diatas 60 tahun untuk pasien lansia.

“Jangan lupa kontrol untuk penderita hipertensi, diabetes, stroke, dan jantung. Jika tidak, maka kondisi penderita bisa lebih parah. Penyebab terjadinya penyakit tidak menular saat lebaran itu biasanya adalah makanan, banyak berlemak, atau terlalu banyak mengkonsumsi manis,” teranganya.

Maka dari itu, Dinas Kesehatan Surabaya melakukan langkah promotif dan preventif untuk mencegah masyarakat mengalami penyakit tidak menular.

Di antaranya melakukan sosialisasi, melaksanakan skrining, dan menganjurkan masyarakat untuk mengonsumsi makanan sehat, misalnya sayur dan buah, membatasi karbohidrat, gula, garam, dan lemak. Kemudian, melakukan olahraga minimal 30 menit per hari secara rutin.

“Bagi orang yang bukan penderita diabetes maksimal dapat mengkonsumsi gula sebanyak 4 sendok makan, sedangkan garam ½ sendok teh, dan lemak 5 sendok makan,” imbaunya.

Bagi masyarakat yang sudah menderita penyakit degeneratif, diimbau untuk rutin melakukan kontrol kesehatan yang bisa dilakukan di puskesmas terdekat.

Selain puskesmas, masyarakat bisa melakukan cek kesehatan di Posbindu (Pos Binaan Terpadu), yang juga sudah terintegrasi dan memiliki layanan pemeriksaan tambahan, yaitu skrining TBC, Hepatitis, dan HIV.

“Kasus degeneratif seperti hipertensi, diabetes, jantung, stroke dan asam urat, kolesterol, dan obesitas, harus cek kesehatan dan kontrol kesehatan. Sehingga bisa minum obat secara rutin agar kondisinya tetap stabil,” kata dia.

Nur Laila juga menyarankan agar masyarakat bisa memanfaatkan layanan home care yang tersedia pada 57 puskesmas di Kota Surabaya.

Dia mencontohkan layanan home care tersebut bisa dimanfaatkan masyarakat penderita hipertensi untuk melakukan monitoring tekanan darah secara rutin.

“Petugas dibantu oleh mahasiswa magang atau MSIB akan mengunjungi penderita hipertensi untuk mendekatkan pelayanan. Sebab keluhan yang paling banyak tahun ini adalah hipertensi dan diabetes. Jadi pemantauan akan tetap dilakukan oleh puskesmas,” pungkasnya. (jp/gin)