KLIKJATIM.Com | Gresik – Petrokimia Gresik menjalin kerja sama dengan PT Sinergi Gula Nasional (SGN) yang merupakan entitas subholding gula PT Perkebunan Nasional (PTPN) Group untuk mendorong peningkatan produktivitas tebu melalui program Makmur.
Hal ini ditandai dengan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) antara Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo dengan Direktur Utama SGN, Aris Toharisman, serta disaksikan langsung oleh Direktur Utama PTPN III Holding, Mohammad Abdul Ghani di Gresik, Jawa Timur, Rabu 6 Maret 2024.
Usai penandatanganan MoU tersebut, Dwi Satriyo Annurogo menyampaikan terima kasih atas kerja sama yang terjalin bersama SGN selama tiga tahun terakhir. Ia pun menyambut baik kerja sama di tahun keempat ini sebagai komitmen bersama untuk terus meningkatkan produktivitas tebu nasional secara berkelanjutan, dimana pada akhirnya akan berdampak pada kesejahteraan petani tebu dan pemenuhan gula nasional.
Kerja sama program Makmur antara Petrokimia Gresik dengan SGN dimulai pada tahun 2021 dengan luas lahan 3.355 Hektare (Ha). Kolaborasi dan sinergi program Makmur ini kemudian dilanjutkan di tahun 2022 dan luas lahan yang dikerjasamakan juga semakin besar, yaitu 40.899 Ha. Sementara di tahun 2023, luas lahannya semakin ditambah menjadi 42.901 Ha atau meningkat sebesar 4,9 persen dibanding tahun sebelumnya.
“Harapan kami, kerja sama ini berkelanjutan sehingga penerima manfaat dari program Makmur, khusus di sektor perkebunan tebu lebih besar lagi. Semakin melimpah hasil panennya, petani pun semakin sejahtera dan produktivitas tebu nasional semakin meningkat. Kerja sama ini sekaligus menjadi bentuk dukungan antara Petrokimia Gresik dengan SGN terhadap program swasembada gula yang selama ini terus didorong oleh Pemerintah,” tutur Dwi Satriyo.
Program Makmur sendiri merupakan program transformasi Kementerian BUMN Republik Indonesia yang dilaksanakan oleh Pupuk Indonesia Grup bersama tujuh BUMN lainnya, termasuk Petrokimia Gresik. Program ini menciptakan ekosistem pertanian dari hulu hingga hilir, baik on farm maupun off farm dengan kolaborasi bersama sejumlah stakeholder diantaranya lembaga perbankan yang akan memberikan bantuan modal bagi petani, lembaga asuransi, hingga offtaker pertanian.
