KLIKJATIM.Com | Lamongan – Pemerintah Kabupaten Lamongan memperkuat strategi skrining kasus Tuberkulosis (TBC). Langkah ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Presiden Prabowo untuk mengeliminasi TBC di Indonesia pada tahun 2030.
Kepala Dinas Kesehatan Lamongan, Chaidir Anas, menyampaikan hal ini dalam sebuah seminar kesehatan yang digelar di Aula Gadjah Mada Pemkab pada Rabu (20/8).
"Strategi yang kita pakai adalah penguatan penemuan kasus dengan melibatkan stakeholder terkait," tutur Chaidir Anas.
Baca Juga : Apresiasi Seni Lokal, Bupati Lamongan Hadiri Pertunjukan di Water TorenPenguatan skrining ini akan melibatkan seluruh sektor, mulai dari Posyandu/Puskesmas, Pemerintah Desa, Organisasi Profesi Kesehatan (OPK), Gabungan Organisasi Wanita (GOW), hingga Tim Penggerak PKK. Chaidir menjelaskan bahwa penguatan tidak hanya berfokus pada sumber daya manusia (SDM), tetapi juga pada sistem pelayanan dan penanganan dari tingkat paling bawah.
Dinkes Lamongan juga menegaskan bahwa potensi penyebaran TBC tidak terbatas pada wilayah tertentu. Oleh karena itu, skrining akan dilakukan secara menyeluruh di seluruh wilayah Kabupaten Lamongan.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan, hingga 2025, tercatat 1.996 kasus TBC dari estimasi 4.191 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.941 kasus sudah mendapatkan penanganan dan dalam tahap pengobatan.
Baca Juga : Ratusan Pelajar Lamongan Pamerkan Kreativitas di Meg Karnaval KemerdekaanKetua Tim Penggerak PKK Lamongan, Anis Kartikawati, yang turut hadir dalam acara tersebut, menyatakan kesiapannya untuk menyukseskan misi eliminasi TBC. Salah satu langkahnya adalah dengan melakukan pemantauan proaktif melalui Tim Penggerak PKK Desa.
"Posyandu saat ini sudah bermutasi dan memiliki enam pilar standar pelayanan. Sebelumnya hanya mencakup kesehatan ibu dan anak, sekarang sudah menjadi bidang kesehatan masyarakat," jelas Anis.
Ia berharap para kader di desa dapat membantu menemukan kasus TBC dan melaporkannya secara bertingkat hingga ke tingkat kabupaten. (yud)
Editor : Rozy