KLIKJATIM.Com | Jakarta - Dalam upanya mengejar target lifting minyak dan gas tahun ini, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyiapkan strategi. Strategi ini sekaligus mengoptimalkan produksi dan lifting migas di tengah pandemi Covid-19.
[irp]
"Kami akan mengejar target lifting minyak di 2020 ditargetkan sebesar 705.000 barel per hari (bph) serta gas sebesar 5.556 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) tahun ini," kata Plt Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Susana Kurniasih.
Dikatakan, strategi ini merupakan hasil pemikiran serta diskusi antara SKK Migas-Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Langkah ini juga dilakukan untuk mengawal capaian produksi 2021.
"Dalam perhitungan apabila semua strategi berjalan maka akan menambah lifting minyak secara rata-rata tahunan sebesar 3.900 bph dan gas sebesar 70 mmscfd," ujar dia.
Disebutkan, strategi pertama optimasi lifting serta mempersingkat waktu planned shutdown lapangan utama migas yaitu Lapangan Banyu Urip yang dioperasikan oleh ExxonMobil Cepu Ltd (EMCL). Per 12 Agustus produksi minyak Banyu Urip sudah mencapai 228 bph.
"Kami sedang mengupayakan kemampuan lifting agar dapat mengakomodir kenaikan produksi tersebut. Kami bersama EMCL juga mengusahakan agar planned shutdown yang dilakukan di September ini dapat dilakukan secara optimasi, sekitar sembilan hari," ujar Susana.
Strategi kedua melakukan akselerasi sebelas sumur pengeboran di Wilayah Kerja Rokan pada kuartal IV-2020. SKK Migas saat ini mengusahakan agar Head of Agreement antara Chevron Pacific Indonesia dan SKK Migas dapat segera diselesaikan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan pengeboran tersebut.
Strategi ketiga ialah optimasi pelaksanaan rencana kerja KKKS Pertamina EP. Susana mengatakan hal ini harus bisa direalisasikan karena kontribusinya sangat berarti pada capaian target. "Kami berharap agar Pertamina EP dapat merealisasikan semua program yang direncanakan di sisa 2020," ujar dia.
[irp]
Keempat, SKK Migas dan beberapa KKKS juga menyiapkan langkah-langkah agar dapat mengeksekusi komitmen program kerja, antara lain bersama PT Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu untuk mengebor 13 sumur baru. Kemudian Odira Karang Agung untuk melakukan tiga work over, dan Camar Resource Canada untuk melakukan reaktivasi platform.
Strategi kelima melakukan optimasi penyerapan off taker gas. Sejak Juli 2020 serapan gas mulai meningkat akibat menggeliatnya kembali perekonomian. "Momentum ini akan dijajaki agar para buyer dapat menyerap gas sesuai dengan kontrak yang ada," tambah Susana.
Strategi keenam, Susana menyampaikan SKK Migas akan segera melakukan uji coba skema No Cure No Pay untuk mendapatkan tambahan produksi jangka pendek.
"FGD (Focus Group Discussion) antara SKK Migas, KKKS, dan penyedia jasa teknologi telah dilaksanakan pada 26 Agustus 2020. Para kontraktor yang mengalami hambatan dalam pelaksanaan program kerja dapat segera bekerja sama dengan para technology providers," pungkas dia. (hen)
Editor : Wahyudi