KLIKJATIM.Com I Surabaya - Sebanyak tiga SMP di Surabaya dinilai tidak memenuhi syarat melakukan kegiatan belajar tatap muka. Sarana prasarana dan prasara di sekolah tersebut dinilai tidak menunjang penerapan protokol kesehatan.
[irp]
"Namun kami masih memberi kesempatan untuk memperbaiki dan meninggakatkan kesiapannnya,” kata Kepala Bidang Guru dan Pendidikan Dipendik Surabaya Mamik Suparmi, Jumat (7/8/2020)
[irp]Saat ini Surabaya mesih melakukan simukasi terhadap 21 sekolah yang menjadi pilot project untuk memulai pembelajaran tatap muka yaitu SMPN 1, SMPN 2, SMPN 3, SMPN 10, SMPN 12, SMPN 15, SMPN 19, SMPN 26, SMPN 28, SMPN 46, SMPN 62, SMP YBPK 1, SMP Petra 1, SMP Al Hikmah, SMP Santa Maria, SMP Giki 2, SMP Pawiyatan, SMP Wachid Hasyim 1, SMP Muhammadiyah 3, SMP Santo Carolus, dan SMP 17 Agustus.
Sekolah sekolah tersebut menjalani simulasi terlebih dahulu. Untuk sementara ada 3 sekolah yang dinyatakan tak memenuhi keteria. Misalnya soal luas sekolah, telalu kecil .
[irp]
Hanya saja, pihak dispendik belum menyatakan ketiga sekolah itu gugur. "Mereka masih berbenah terus. Karena segalanya harus benar-benar dipersiapkan,"katanya.
Untuk pekan depan dispendi akan melakukan simulasi terhadap empat SMP yang ada di Surabaya. Mamik menambahkan, jika saat ini total SMP negeri maupun swasta di Surabaya yang sudah melakukan simulasi berjumlah 17 sekolahan.
“Kami masih fokus untuk 21 sekolah . Kita cek semua cek guru, siswa, kita cek kelapangan juga. ,” pungkasnya.(ltd/rtn)
Editor : Wahyudi