KLIKJATIM.Com | Mojokerto - Sejak Sabtu hingga Minggu (14/6/2020) siang, ratusan kendaraan roda empat dan roda dua memenuhi kawasan wisata Pacet, Mojokerto. Mereka berharap bisa masuk ke tempat wisata Padusan maupun Ubalan. Namun karena masih tutup, para wisatawan domestik ini hanya berkeliling alias muter-muter.
[irp]
Hilir mudiknya wisatawan yang didominasi dari Surabaya itu sempat membuat kepadatan di sekitar Pacet. Meski demikian, polisi yang mengatur lalu lintas berhasil mengurai kepadatan.
Kapolsek Pacet Iptu Tony Hermawan Kapolsek Pacet Mojokerto membenarkan, jika sebagianbesar tempat wisata di Pacet belum buka sejak ditutup karena pandemi Covid-19, Maret lalu. Belum dibukanya tempat wisata karena pihak menajemen masih melakukan persiapan terkait protokol kesehatan, apabila new normal mulai diberlakukan.
Sedangkan untuk rumah makan, lanjut dia, sudah dibuka sebagian tapi dengan pembatasan. “Wilayah kami belum ada yang buka. Tempat hiburan air panas, masih tutup semua. Tempat makan kami batasi karena kena protokol kesehatan, melihat daerah ke Cangar sangat sempit, banyak tanjakan dan belokan, bahaya,” kata Tony.
Menanggapi kapadatan yang terlihat sejak pagi di daerah Bundaran Pancet, Tony mengungkapkan itu karena ada kegiatan tes rapid secara acak untuk warga sekitar maupun pengunjung dari luar kota yang masuk daerah Pacet.
[irp]
Sedikitnya ada 300 orang menjalani tes, sebagai upaya pengendalian penyebaran Covid-19 di kawasan tersebut. “Arah Pacet ramai sekali kebetulan ada kegiatan rapid test dari Tim Kesehatan Provinsi Jatim dan Tim Kesehatan Mojokerto. Kegiatan rapid test ada 300 orang dari total 1.000 yang dilakukan secara bertahap,” tambahnya.
Heriyadi, warga Rungkut yang membawa keluarganya ke Pacet dengan mobil Avanza mengaku, awalnya dia memang hendak masuk ke wisata air panas Padusan, Pacet. Namun saat masuk ke pertigaan Pacet, ternyata akses masuk ditutup oleh polisi.
"Niatnya memang ingin berendam dan mencari hawa segar Pacet. Namun karena ditutup ya terpaksa muter-muter di sekitar Pacet dan Trawas, yang penting bisa berwisata. Maklum hampir 4 bulan kami sekeluarga berdiam di rumah, ini sebagai refrehsing keluarga," terang pegawai sebuah pabrik manufaktur ini. (hen)
Editor : Tsabit Mantovani