KLIKJATIM.com | GRESIK – Catatan ekspor pupuk urea PT Petrokimia Gresik (PG) dalam semester I tahun 2019 meningkat menjadi 157,3 ribu ton. Angka ini jauh melebihi capaian ekspor dalam semester I tahun 2018. Bahkan, kali ini menjadi capaian tertinggi dalam sejarah PG mengekspor pupuk jenis urea sejak tahun 2013.
Direktur Pemasaran PG, Meinu Sadariyo mengungkapkan, bahwa sepanjang paruh awal tahun pada bulan Juni ini sudah menyumbang catatan ekspor terbesar. Yaitu dengan total kuantum 70,1 ribu ton sebanyak tiga kali ekspor.
“Yang terbaru, ekspor dilaksanakan pada Rabu 26 Juni 2019 sebanyak 5 ribu ton ke Filipina,” kata Meinu, Kamis (27/06/2019).
Sebelumnya, PG telah mengekspor 20 ribu ton urea ke Sri Lanka pada tanggal 23 Juni. Lalu pada tanggal 12 Juninya, PG berhasil mengekspor 45,1 ribu ton pupuk urea menggunakan kapal MV Tomini Dynasty ke India. “Ini menjadi rekor terbesar PG sepanjang sejarah ekspor urea dalam sekali muat,” lanjutnya.
[irp]
Menurut dia, capaian ini merupakan prestasi yang patut diacungi jempol. Kendati selama ini PG lebih dikenal di pasar NPK, namun prestasi tersebut membuktikan kemampuan PG dalam bersaing di pasar urea.
“Di tengah tingginya pasokan urea (oversupply) dan rendahnya harga urea di pasar internasional, PG mampu bersaing hingga melakukan ekspor ke beberapa negara,” ujarnya.
Berdasarkan catatan untuk ekspor pupuk urea pada bulan April dan Mei 2019 ke India, tercatat sebanyak 24,5 ribu ton serta 20,4 ribu ton. Sehingga total kuantum ekspor urea PG ke India mencapai 90 ribu ton hingga Juni 2019.
Sedangkan ekspor ke Filipina hingga Juni 2019 sebesar 22,8 ribu ton. Hal itu dilakukan tiga kali ekspor yang masing-masing tercatat pada bulan Maret 12,3 ribu ton, bulan Mei 5,5 ribu ton serta bulan Juni 5 ribu ton.
Adapun ekspor urea ke China dilaksanakan pada bulan Mei 2019 dengan total kuantum 24,5 ribu ton. "Ekspor ini dilakukan Petrokimia Gresik setelah tuntas memenuhi alokasi subsidi petani di tanah air,” jelas Meinu.
Diakuinya, produksi urea Petrokimia Gresik cukup besar setelah beroperasinya Pabrik Amoniak-Urea (Ammurea) II pada pertengahan tahun lalu. Ternyata hal ini berdampak juga terhadap tingkat ekspor urea dengan jumlah yang lebih besar. “Namun kami tetap memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pupuk dalam negeri," imbuhnya.
[irp]
Langkah ekspor pupuk ini selaras dengan kebijakan holding PT Pupuk Indonesia (Persero). Yaitu perusahaan didorong agar dapat berkontribusi dalam memacu pertumbuhan ekonomi nasional.
Terlebih saat ini Indonesia tengah mengalami defisit neraca perdagangan. Sehingga peningkatan nilai ekspor sangat diperlukan untuk menyumbang devisa negara, sekaligus mendorong penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).
“Langkah ekspor ini merupakan salah satu upaya Petrokimia Gresik dalam mendukung pemerintah meningkatkan nilai ekspor nasional untuk mengurangi defisit neraca perdagangan, sekaligus mewujudkan diri sebagai perusahaan yang dapat memberikan solusi bagi sektor agroindustri tidak hanya di dalam negeri, namun juga di pasar internasional,” papar Direktur Pemasaran PG.
Ekspor urea ini melengkapi catatan ekspor NPK dan NPS berbagai formula, yang dilakukan ke negara-negara di berbagai benua. Diketahui juga, bahwa saat ini PG sedang menjalankan transformasi bisnis dengan terusa berupaya meningkatkan penjualan di pasar domestik maupun internasional.
“Beberapa negara sudah kami jajaki sebagai upaya meningkatkan penjualan pupuk di pasar internasional, tentunya dengan tidak mengabaikan pemenuhan kebutuhan pupuk subsidi di tanah air,” tambah Meinu Sadariyo. (nul/*)
Editor : Redaksi