klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

JIIPE Jadi Andalan, AKRA Bidik Penjualan Lahan Hingga 100 Hektare

avatar Much Taufiqurachman Wahyudi
  • URL berhasil dicopy
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE).
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE).

KLIKJATIM.Com | Gresik - PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) diproyeksikan mampu membukukan kinerja yang tetap solid, seiring meningkatnya aktivitas dan permintaan di segmen pengembangan serta pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE).

Baru-baru ini, AKRA melalui entitas anaknya, PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera (BKMS), telah merealisasikan penyerahan tambahan lahan industri seluas 20 hektare di kawasan JIIPE kepada PT GEABH Joint Technology. Perusahaan tersebut merupakan anak usaha dari Sichuan Golden Elephant Chemical. Area tersebut akan dimanfaatkan untuk pembangunan fasilitas industri kimia yang berorientasi pada prinsip ramah lingkungan.

Golden Elephant merencanakan pembangunan pabrik kimia terpadu di JIIPE yang akan memproduksi melamin, asam nitrat, serta amonium nitrat. Selain itu, perusahaan juga tengah mengkaji pengembangan fasilitas lanjutan untuk produksi amonia dan urea sintetis dengan memanfaatkan ketersediaan gas alam domestik.

Direktur Utama AKR Corporindo, Haryanto, menilai masuknya investasi tambahan dari Golden Elephant semakin memperkuat posisi KEK JIIPE Gresik sebagai tujuan utama bagi pelaku industri global.

Ia menegaskan bahwa perkembangan tersebut selaras dengan strategi jangka panjang perseroan yang menjadikan bisnis kawasan industri sebagai salah satu motor pertumbuhan utama dalam struktur usaha AKRA secara konsolidasi.

AKRA sendiri menaruh ekspektasi besar terhadap proyek JIIPE. Perseroan menargetkan penjualan lahan industri di kawasan tersebut mencapai sekitar 80 hingga 100 hektare sepanjang tahun 2025. Manajemen juga mengungkapkan bahwa dalam dua tahun terakhir, mayoritas transaksi penjualan lahan JIIPE terjadi pada periode kuartal keempat.

Kepala Riset Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI), Muhammad Wafi, menilai tren permintaan lahan kawasan industri di Indonesia tengah meningkat, didorong oleh ekspansi sektor kendaraan listrik, logistik, dan manufaktur. Menurutnya, JIIPE memiliki daya saing kuat berkat dukungan pelabuhan terintegrasi, fasilitas utilitas yang memadai, serta kepastian legalitas lahan.

"Saya perkirakan segmen JIIPE berpotensi menjadi kontributor pertumbuhan utama AKRA ke depan, mengingat karakteristik bisnisnya yang menawarkan margin tinggi serta pendapatan berulang dari layanan utilitas," ujar Wafi seperti dikutip Kontan.

Di sisi lain, kendala impor bahan bakar minyak (BBM) yang sempat memengaruhi operasional SPBU BP-AKR dinilai tidak memberikan dampak signifikan terhadap kinerja keuangan AKRA secara keseluruhan. Hal ini karena kontribusi segmen BBM ritel terhadap total pendapatan perseroan relatif kecil.

Meski demikian, AKRA tetap perlu memperkuat strategi pengamanan pasokan melalui diversifikasi sumber, menjaga cadangan persediaan, serta memastikan keberlanjutan kontrak jangka panjang.

Atas dasar tersebut, Wafi merekomendasikan saham AKRA dengan rekomendasi beli dan target harga di kisaran Rp1.700 per saham.

Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) Edvisor Provina Visindo, Praska Putrantyo, juga menyarankan strategi buy on weakness untuk saham AKRA dengan target harga Rp1.350 per saham. Ia menilai kinerja positif JIIPE mencerminkan ekosistem kawasan industri yang mulai matang dan memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan konsolidasi AKRA.

Kendati demikian, Praska mengingatkan bahwa tantangan bisnis tetap ada, khususnya terkait hambatan impor BBM bagi operator SPBU swasta yang berpotensi menekan pendapatan dan margin dalam jangka pendek. Namun, langkah diversifikasi sumber pendapatan serta penguatan rantai pasok diyakini dapat membantu menjaga stabilitas kinerja keuangan AKRA ke depan

Editor :