KLIKJATIM.Com | Gresik – Komisi VII DPR RI dan Petrokimia Gresik memperkuat sinergi dalam menjaga ketersediaan pupuk bersubsidi sebagai langkah strategis mewujudkan swasembada pangan nasional. Penegasan ini disampaikan Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik, Majus Luther Sirait, mewakili Direktur Utama Daconi Khotob, usai menerima kunjungan kerja spesifik Komisi VII di Gresik, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
Luther mengungkapkan bahwa tahun ini pemerintah melakukan transformasi besar dalam tata kelola penyaluran pupuk bersubsidi, termasuk penurunan Harga Eceran Tertinggi (HET) hingga 20 persen. Petrokimia Gresik bersama Pupuk Indonesia memastikan kesiapan stok yang memadai sesuai regulasi untuk petani terdaftar.
“Sejumlah daerah sudah memasuki musim hujan dan petani mulai menanam. Kami telah menyiapkan stok pupuk bersubsidi di seluruh gudang kabupaten/kota dan siap ditebus petani,” ujarnya.
Menurut Luther, Petrokimia Gresik memegang peran penting dalam memasok pupuk Urea, NPK, dan ZA—komponen utama peningkatan produktivitas pertanian. Per 20 November 2025, total stok pupuk bersubsidi mencapai 299.369 ton, terdiri dari Urea 26.519 ton, NPK Phonska 224.417 ton, pupuk organik 42.938 ton, dan ZA 5.496 ton. Jumlah ini dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan petani selama tiga pekan ke depan.
Ia berharap petani dapat memaksimalkan penyerapan pupuk bersubsidi, terlebih setelah pemerintah menurunkan harga per 22 Oktober 2025.
“Ketersediaan sudah kami pastikan aman. Pemerintah juga mempermudah berbagai kebijakan untuk mendukung swasembada pangan nasional,” tambahnya.
Luther menegaskan pentingnya distribusi tepat sasaran serta akuntabilitas hingga Lini III dan IV guna menjaga rasa aman petani sekaligus stabilitas harga pangan.
Komisi VII Apresiasi Kinerja Petrokimia Gresik
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Evita Nursanty, menyampaikan apresiasi atas kinerja Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia dalam menyalurkan pupuk bersubsidi. Menurutnya, berbagai kendala yang biasanya muncul kini sudah jauh berkurang setelah pemerintah menambah alokasi pupuk bersubsidi menjadi 9,55 juta ton pada 2025.
“Kelangkaan pupuk yang biasanya terjadi di daerah kini sudah berkurang karena peningkatan alokasi tersebut,” ujarnya.
Evita juga mengingatkan agar ketersediaan pupuk tetap dijaga, terutama memasuki masa musim tanam.
“Pada musim tanam, pupuk adalah kebutuhan vital. Jangan sampai ada kekurangan stok di gudang karena dampaknya akan sangat fatal bagi petani,” tegasnya.
Ia memastikan Komisi VII akan terus mendorong keberlanjutan harga gas untuk industri pupuk sebesar 6,5 dolar AS per MMBTU pada tahun 2026, demi menjaga stabilitas industri pupuk nasional.
“Gas selalu menjadi persoalan utama bagi industri. Kami akan mendorong Petrokimia Gresik untuk mengamankan pasokan gasnya,” kata Evita.
Kinerja Operasional Lampaui Target
Kunjungan kerja Komisi VII menjadi momentum penting untuk menunjukkan kesiapan Petrokimia Gresik dalam mendukung ketahanan pangan nasional dan penguatan industri petrokimia. Di hadapan anggota Komisi VII, Luther memaparkan bahwa hingga Oktober 2025, total produksi pupuk dan non-pupuk mencapai 6,36 juta ton, atau 115 persen dari target RKAP.
“Kami berharap kolaborasi ini terus diperkuat demi mewujudkan swasembada pangan sesuai visi Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, dalam Asta Cita,” tutup Luther.
Editor : Abdul Aziz Qomar