klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Harga Kebutuhan Pokok dan Bumbu Dapur Meroket Jelang Nataru, Pemkab Bojonegoro Diminta Gerak Cepat

avatar M Nur Afifullah
  • URL berhasil dicopy
Harga Kebutuhan Pokok dan Bumbu Dapur Meroket Jelang Nataru.
Harga Kebutuhan Pokok dan Bumbu Dapur Meroket Jelang Nataru.

KLIKJATIM.Com | Bojonegoro – Menjelang momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, masyarakat Bojonegoro mulai dikeluhkan dengan kenaikan harga kebutuhan pokok dan bumbu dapur di sejumlah pasar tradisional.

Kenaikan harga ini terjadi secara merata hampir di semua komoditas, mulai dari beras, berbagai jenis cabai, hingga sayur-mayur. Para pedagang menyebut kondisi cuaca hujan yang intens dan tingginya permintaan pasar menjadi pemicu utama lonjakan harga tersebut.

Pedagang bumbu dapur di Pasar Wisata (Parwis), Erna Fitrianti, membenarkan fenomena kenaikan harga yang terjadi saat ini. Menurutnya, intensitas hujan yang tinggi dalam beberapa minggu terakhir berdampak langsung pada penurunan kualitas barang dan berkurangnya pasokan dari petani, sehingga harga di pasaran pun melambung.

Kenaikan harga yang cukup mencolok terjadi pada komoditas cabai. Saat ini, harga cabai rawit telah menembus angka Rp40 ribu per kilogram. Sementara itu, cabai keriting mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp38 ribu menjadi Rp43 ribu per kilogram, dan cabai hijau atau lalap naik menjadi Rp20 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp17 ribu. Tidak hanya cabai, harga bawang merah juga ikut terkerek naik dari Rp36 ribu menjadi Rp38 ribu per kilogram.

Lonjakan harga yang lebih drastis justru terjadi pada komoditas sayuran. Erna merinci bahwa harga kubis naik dari Rp6.000 menjadi Rp8.000 per kilogram, sawi putih melonjak dari Rp7.000 menjadi Rp12 ribu per kilogram, dan tomat naik dari Rp8.000 menjadi Rp12 ribu per kilogram.

Kenaikan paling tajam terjadi pada selada yang harganya melesat dari Rp20 ribu menjadi Rp45 ribu per kilogram. Erna menambahkan bahwa selain karena tingginya permintaan, faktor cuaca membuat banyak stok sayuran menjadi kurang bagus kualitasnya.

Merespons situasi ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro segera mengambil langkah antisipatif dengan menggelar rapat koordinasi terkait stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok kemarin Senin (17/11/2025).

Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Pemkab Bojonegoro, Sukaemi, menegaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan langkah konkret dengan menggandeng Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Satgas Pangan.

Sukaemi menjelaskan bahwa pengawasan distribusi dan ketersediaan barang akan diperketat, termasuk monitoring terhadap kebutuhan vital lainnya seperti BBM dan elpiji. Langkah ini diambil untuk mencegah adanya praktik penimbunan barang kebutuhan pokok yang dapat memperburuk situasi pasar.

Pemkab berharap melalui upaya pengawasan ketat ini, laju kenaikan harga dapat ditekan sehingga inflasi menjelang dan sesudah perayaan Nataru tetap terkendali.

Editor :