KLIKJATIM.Com | Sumenep - Ruang kelas beserta kantor guru di SDN Pajenangger V, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Sumenep, Madura, roboh dan tidak lagi bisa digunakan.
Akibatnya, seluruh aktivitas belajar mengajar dihentikan sementara karena sekolah belum memiliki lokasi darurat untuk menampung para siswa.
Kepala SDN Pajenangger V, Ita Lupita Sari (30), menjelaskan bahwa para guru langsung melakukan pembersihan reruntuhan bangunan dan menyelamatkan aset sekolah yang masih bisa digunakan, mulai dari papan tulis hingga kursi yang tertimpa material bangunan.
“Sebagian besar barang sekolah bisa kami selamatkan karena kondisi bangunan sudah lama mengkhawatirkan, jadi kami sudah mengantisipasi,” ujar Ita, Senin (17/11).
Menurutnya, sebelum ambruk, bangunan sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan parah. Dinding penuh retakan dan kebocoran di bagian atap terus meluas hingga akhirnya struktur bangunan tidak mampu bertahan.
Karena barang-barang yang harus diamankan cukup banyak, sebagian aset sekolah bahkan dititipkan ke rumah orang tua murid agar tidak rusak terkena hujan.
“Kalau dokumen seperti buku induk, buku rapor, dan arsip penting itu jumlahnya luar biasa banyak. Tidak mungkin dibawa pulang guru, rumah kami juga jauh-jauh,” tambahnya.
Setelah kejadian, pihak sekolah mengaku kebingungan menentukan tempat belajar sementara bagi para siswa. Dalam satu bulan terakhir, proses belajar terpaksa dilakukan di teras rumah warga karena bangunan sekolah sudah dianggap berisiko.
Namun solusi itu ternyata tidak berjalan efektif. Para guru merasa tidak enak kepada pemilik rumah, sementara suasana belajar tidak kondusif dan anak-anak sulit dikendalikan.
Kini, pihak sekolah terus bermusyawarah agar kegiatan belajar dapat segera dilanjutkan tanpa mengorbankan keselamatan siswa.
Ada dua alternatif yang tengah dibahas, yakni menyewa rumah warga lain atau meminta izin menggunakan ruang kelas di madrasah tsanawiyah yang letaknya tidak jauh dari sekolah. Meski demikian, izin penggunaan ruang MTs tersebut masih belum jelas.
“Kami sedang mempertimbangkan dua opsi itu, tapi semuanya belum pasti. Kalau bisa memakai ruang MTs, lokasinya dekat. Tapi kami masih menunggu kepastiannya,” kata Ita.
Pihak sekolah telah melaporkan insiden robohnya bangunan ini kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep. Dari komunikasi terakhir, Disdik meminta pihak sekolah menunggu pembangunan ruang baru yang dijadwalkan mulai dikerjakan pada Januari 2026.
“Kami hanya bisa menunggu, sementara anak-anak tidak tahu harus belajar di mana. Itu yang paling kami khawatirkan,” ungkap Ita.
Ia berharap, pembangunan dapat dipercepat agar murid-murid kembali mendapatkan ruang belajar yang aman.
“Kami ingin anak-anak tidak terlalu lama berhenti sekolah. Setidaknya ada tempat sementara untuk menjalankan KBM,” katanya.
Sementara itu Kepala Bidang Sekolah Dasar pada Dinas Pendidikan Sumenep, Andriansyah Ali Sochibi menjelaskan, bahwa kendala utama terletak pada legalitas lahan sekolah.
Tanah tempat bangunan lama berdiri bukan merupakan aset resmi Pemkab, sehingga pengalokasian dana perbaikan tidak dapat diusulkan dalam perubahan APBD tahun 2024.
“Untuk APBD tahun ini sudah jelas tidak memungkinkan, tidak bisa dimasukkan karena status lahannya,” kata Andriansyah, Senin (17/11).
Ia memaparkan bahwa Pemkab baru menerima lahan hibah dari warga pada tahun ini, dan lokasi tersebut kini dijadikan titik pembangunan gedung sekolah yang baru. Pihaknya menargetkan bangunan baru dapat mulai digunakan sekitar pertengahan 2026.
“Pembangunannya baru bisa dimulai tahun depan. Kalau tidak ada kendala, kami upayakan sekitar Juni 2026 sudah bisa dipakai,” ujarnya.
Andriansyah menambahkan, peluang percepatan tetap terbuka apabila pemerintah pusat memberikan dukungan anggaran tambahan. Dengan intervensi APBN, proyek bisa dimulai lebih awal dari jadwal yang direncanakan.
“Kalau ada ruang untuk intervensi anggaran pusat, tentu akan kami dorong agar pembangunannya bisa dipercepat,” tambahnya.
Sebelumnya diketahui, tiga ruang kelas beserta kantor sekolah di SDN Pajenangger V ambruk total. Berdasarkan pantauan di lokasi, puing-puing bangunan berserakan dan sebagian dinding yang tersisa tampak nyaris roboh.
Warga sekitar berdatangan ke lokasi setelah mendengar suara keras runtuhan yang terjadi sekitar pukul 01.00 WIB, Kamis (13/11/2025).
Editor : Wahyudi