KLIKJATIM.Com | Sampang – Kondisi infrastruktur pendidikan di Kabupaten Sampang kembali menjadi sorotan setelah atap salah satu ruang kelas di SDN Bunten Barat 3, Kecamatan Ketapang, roboh pada Jumat (3/10/2025). Secara ironis, insiden ini tidak menimbulkan korban jiwa karena para siswa sedang mengikuti kegiatan senam pagi di luar kelas.
Kepala Sekolah SDN Bunten Barat 3, Tika Kartika, mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi sekolah yang nyaris tidak layak pakai dan mengancam keselamatan guru serta siswa.
Tika Kartika menjelaskan bahwa kerusakan parah telah melanda hampir seluruh bangunan sekolah. Dari enam ruang kelas yang ada, kini hanya tersisa dua ruang kelas yang masih bisa digunakan. Sementara ruang kelas lainnya mengalami kerusakan total, termasuk atap runtuh, tembok retak, hingga bangunan roboh.
Baca Juga : Pilu, Kasihan Ibu Jadi Pesan Terakhir Santri Sampang Korban Reruntuhan Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo"Kami sudah ajukan permohonan perbaikan ke Dinas Pendidikan sejak lama, tapi sampai sekarang belum ada realisasi," ungkap Tika Kartika, Sabtu (4/10/2025).
Ia menambahkan, selama bertahun-tahun, proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) terpaksa menggunakan tiga ruang kelas dan ruang guru. Namun, setelah satu ruang kelas ambruk pada Jumat pagi, kini hanya tersisa dua ruang belajar yang rangka kayunya sudah lapuk dan berpotensi roboh.
"Beruntungnya, insiden Jumat pagi kemarin, siswa kami sedang mengikuti kegiatan senam pagi di luar kelas, sehingga tidak ada korban jiwa," terang Tika.
Baca Juga : Satgas MBG Sampang Tegaskan Komitmen Perbaiki Sistem Usai Isu KeracunanTika berharap pemerintah daerah dan Dinas Pendidikan segera turun tangan, mengingat kerusakan yang sudah diperkirakan sejak 2015 ini bukan hanya mengganggu KBM, tetapi juga mengancam keselamatan jiwa.
Senada dengan itu, Kepala Desa Bunten Barat, H. Syukaryadi, menyebut kondisi sekolah sudah sangat memprihatinkan.
"Mewakili masyarakat serta orang tua siswa, kami merasa was-was dan cemas melepas anak-anak mereka ke sekolah yang bangunannya tidak lagi layak pakai. Kami hanya ingin anak-anak kami belajar dengan tenang, tanpa takut ada atap runtuh," pungkas Syukaryadi, mendesak perbaikan segera dilakukan agar KBM kembali optimal. (yud)
Editor : fadil