KLIKJATIM.Com | Sidoarjo - Kejadian musala Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo pada Senin (29/9) membawa korban jiwa dan luka. Hingga Selasa (30/9/2025) pagi, jumlah korban yang berhasil dievakuasi mencapai 89 orang. Para korban terperangkap reruntuhan saat mereka salat ashar pukul 15.00.
Rincian korban masing-masing , 38 orang mengalami luka dirawat di RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, enam korban dibawa ke RS Delta Surya, 45 korban drawat di RSI Siti Hajar, dan satu orang dinyatakan meninggal dunia.
dr Atok Irawan Direktur Utama RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo menerangkan rincian korban korban yang dirawat di rumah sakitnya terdiri dari, 27 orang sedang rawat jalan, lima pasien opname, dua dilakukan tindakan operasi, dan satu orangv mengalami cedera otak ringan setelah diobservasi.
Dia juga menambahkan, satu korban inisial NA, bahkan harus menjalani amputasi karena lengan kirinya hancur tertimpa reruntuhan bangunan.
Sedangkan satu korban berinisial AH (13) yang dirawat di RS Delta Surya, disebut akan menjalani operasi sekitar pukul 14.00 WIB setelah mengalami cedera di bagian kepala dan fraktur pada lengan.
Sejumlah alat berat diterjunkan ke lokasi kejadian untuk membantu pencarian korban. Semementara Subandi Bupati Sidoarjo memastikan bahwa pencarian dan evakuasi santri yang menjadi korban akan dilakukan hingga tuntas
Sementara itu tim gabungan resmi memasang daftar korban insiden ambruknya gedung asrama santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Buduran, Sidoarjo. Dari data sementara, tercatat puluhan santri alami luka berat hingga luka ringan, sementara puluhan lainnya masih menjalani perawatan di rumah sakit dan sebagian masih dalam proses evakuasi.
Putra pengasuh Ponpes Al Khoziny, Muhammad Naim’udin atau akrab disapa Gus Muh, menyampaikan duka mendalam atas musibah tersebut. Ia menegaskan pihaknya terus berkoordinasi dengan tim penyelamat serta pihak rumah sakit untuk memastikan penanganan terbaik bagi para korban.
“Ini adalah musibah besar yang tidak pernah kami bayangkan. Kami berduka atas wafatnya salah satu santri. Saat ini kami masih terus mendata korban bersama tim gabungan, dan memfasilitasi keluarga untuk mendapatkan informasi yang jelas,” ujar Gus Muh di lokasi, Senin (30/9/2025).
Kepala Basarnas Surabaya, Nanang Sigit, mengungkapkan proses evakuasi masih berlangsung hingga sore hari. Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, dan relawan setempat berupaya mengevakuasi korban dari reruntuhan bangunan.
“Prioritas kami adalah pencarian dan penyelamatan korban yang masih mungkin terjebak. Proses evakuasi cukup terkendala karena struktur bangunan yang runtuh menimpa beberapa kamar santri,” kata Nanang Sigit.
Sejumlah korban dilarikan ke RS Islam Siti Hajar, RSUD Sidoarjo, dan RS Delta Surya. Hingga berita ini diturunkan, posko utama Polda Jatim bersama Pemkab Sidoarjo masih membuka layanan informasi korban bagi keluarga santri. (ris)
Editor : Catur Rini