KLIKJATIM.Com | Tuban — Lahan pertanian di Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, masih terendam banjir hingga pertengahan Juni 2025. Hal tersebut membuat para petani terancam gagal tanam padi untuk yang kedua kalinya.
Memasuki bulan Juni, biasanya para petani di Plumpang tengah bersiap melakukan proses tanam padi. Sayangnya, sejak Desember 2024 hingga saat ini, air tak kunjung surut dan terus merendam sawah.
Ilham (26), petani Desa Cangkring, mengungkapkan banjir yang terjadi sejak tahun lalu membuat para petani merugi akibat gagal panen. “Air mulai merendam sejak Desember 2024, dan beberapa petani saat itu juga gagal panen,” katanya.
Banjir yang tak kunjung surut juga terus melumpuhkan kegiatan pertanian masyarakat. Petani tak dapat mulai menanam padi, sehingga terancam kehilangan mata pencaharian.
“Ini jika satu bulan lagi tak ada solusi, masyarakat Plumpang tak dapat menanam padi,” tegas Ilham.
Baca juga: Tersangka Kasus Korupsi BUMD Tuban Masih Bebas, Kejari Tunggu PemeriksaanSelain Ilham, Suyitno (49) dari Desa Kedungrojo juga menyampaikan keluhan serupa. Menurutnya, saat musim tanam Oktober 2024 lalu, para petani juga sudah gagal panen akibat banjir. Dan sekarang, hal yang sama terjadi lagi.
“Ini dampaknya luar biasa. Dulu gagal panen, sekarang masih tak dapat menanam padi karena air tak surut juga. Dan kondisi sekarang lebih parah dari tahun-tahun sebelumnya,” katanya.
Suyitno juga meminta pemerintah segera turun tangan. “Kalau tak diberesin, nanti kami tidak punya penghasilan lagi karena tak dapat menanam padi,” pungkasnya.
Berdasarkan data yang dihimpun, luas lahan pertanian yang terendam banjir di Desa Cangkring mencapai 80 hektare, sedangkan di Desa Kedungrojo mencapai 60 hektare. (qom)
Editor : M Nur Afifullah