KLIKJATIM.Com | Sampang - Manajemen Madura United FC mengupayakan agar gaji pemain di Liga 1 2020 dibayar. Alasannya, kompetisi Liga 1 2020 sejak 15 Maret 2020 diliburkan memasuki jeda internasional FIFA. PSSI kepada seluruh tim meminta membayarkan gaji pemain 25 persen selama libur kompetisi.
[irp]
Berdasar Surat Keputusan PSSI Nomor 48/SKEP/III/2020 tentang Kompetisi Liga 1 dan Liga 2 Musim 2020 dalam Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Virus Corona (Covid-19). Salahsatu point surat tersebut mempersilahkan klub untuk menggaji pemain maksimal 25 persen dari total gaji yang tertera dalam kontrak, terhitung mulai Maret hingga Juni 2020 mendatang. Hal tersebut berlaku sejak tanggal ditetapkan, yakni terhitung 27 Maret 2020 hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
Menurut Presiden Madura United FC, Achsanul Qosasi, penundaan kompetisi kali ini bukan kemauan klub namun karena ada wabah virus corona. “Tidak ada yang senang dengan kondisi ini, kompetensi berhenti bukan maunya klub, tapi berhenti demi keselamatan pemain, suporter dan ofisial. Ini bukan lagi urusan hak dan kewajiban, tapi sudah urusan nyawa dan keselamatan,” kata Achsanul Qosasi.
Dikatakan, para pemain tidak ada yang keberatan terhadap keputusan PSSI, semua sudah menandatangani persetujuan darurat dengan mengevaluasi sementara gaji yang harus mereka terima.
[irp]
Bahkan para pemain dalam skuad berjuluk Laskar Sape Kerrab juga sudah menerima Down Payment (DP) cukup dengan gaji penuh selama dua bulan, sementara para April 2020 mereka sudah menerima 25 persen sesuai keputusan PSSI.
“Perjanjian klub dengan pemain bukan perjanjian dagang, ini perjanjian antara pemberi kerja dengan pekerja yang tunduk kepada regulator (PSSI dan Liga). Jika regulator sudah memutuskan, tidak perlu berembuk dengan pemain,” sambung pria yang akrab disapa AQ.Dikatakan, hak pemain tetap diberikan, namun hanya 25 persen dari total gaji yang harus diterima. "Ini dilakukan karena situasinya memang tidak normal,” terang pria yang juga anggota BPK RI ini. (hen)
Editor : Abdus Syukur