KLIKJATIM.Com | Pasuruan - Merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Pasuruan, membuat peternak sapi perah kelimpungan. Sebab harga susu pun ikut anjlok.
Ersan, salah satu peternak di Desa Panditan, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Pasuruan mengatakan sudah semingguan ini produksi susu sapi perah miliknya ini menurun. Dia mengaku sebelumnya dalam sehari bisa memerah susu sapi hingga 50 liter.
Namun kini hanya dapat memerah 15 liter susu. "Biasanya sehari dua kali pemerahan, dapatnya 50 liter, sekarang cuma 15 liter. Itupun sebagian saya kasih cucu, yang dijual ya tinggal 5 liter," ujar Ersan, Sabtu (4/6/2022).
Menurut Ersan, ada puluhan sapi perah di wilayahnya yang sakit dengan gejala mirip PMK. Sapi perah yang sakit itu mengalami benjolan di mulut sehingga sulit untuk makan.
Akibat kurang makan, sapi perah tidak bisa mengeluarkan banyak susu. "Itu susunya tidak keluar karena gak mau makan. Biar mau makan, saya harus masukkan pakai tangan ke mulut sapi," imbuhnya.
Para peternak sapi perah khawatir laju perekonomian Desa Panditan terhambat jika ternak terus-terusan sakit. Pasalnya hampir seluruh warga di Desa Panditan sebagai peternak sapi perah.
Mereka menggantungkan hidupnya dari hasil berjualan susu sapi setiap harinya ke koperasi. "Tetangga saya sampai ada yang sakit gara-gara trauma, sehari dia bisa 70 liter sekarang cuma 5 liter," pungkasnya.
Saat ini di desa setempat ada 11 sapi yang meninggal mendadak. Belasan sapi mati gejalanya mirip dengan PMK.
Dari Dinas Peternakan Kabupaten Pasuruan melalui dokter hewan pun terjun ke lokasi. Mereka melakukan pengecekan secara langsung. (nul)
Editor : Redaksi