KLIKJATIM.Com | Ponorogo – Warga Desa Mrican, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, resah akibat tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berlokasi di wilayah setempat. Sebab kondisinya sudah menggunung alias overload.
Bahkan, resapan air atau limbah dari tumpukan sampah tersebut diduga mencemari sungai sekitar. Padahal air sungai itu mengalir ke persawahan warga.
Akibatnya warga pun mengaku sampai mengalami gatal-gatal. Selain itu juga ditengarai menyebabkan gagal panen.
Salah satu warga terdampak, Suyitno (59) mengaku sudah 3 tahun ini mengalami gatal-gatal. Semua obat salep sudah dicoba. Namun tidak mempan.
"Saya kalau mau ke sawah akhirnya mengolesi dengan solar. Semua obat tidak mempan," ujar Suyitno, Kamis (31/3/2022).
Menurutnya, air yang masuk ke sawahnya disinyalir telah tercampur limbah maupun plastik. Dulu sempat ada limbah medis berupa suntik. Saat ini yang paling banyak pampers dewasa dan bayi.
Pertaniannya pun ikut kena imbas. Dia mengakui bahwa saat ini banyak padi yang fuso. "Dulu sebelum tercemar, sawah saya itu dua kotak hasilnya 18 kuintal. Sekarang cuma 9 kuintal. Hanya 50 persen kan," tegasnya.
Kepala Desa Mrican, Adi Purnomo Sidiq pun membenarkan terkait kondisi warganya. Sampah yang overload itu berdampak terhadap lingkungan sekitar dan fatal. Juga banyak sampah yang jatuh ke sungai dan terbawa arus.
Dari laporan yang ada, sawah yang mengalami gagal panen sekitar 20 hektar. Itu jika dipersentasekan sekitar 50 persen dari total lahan yang ada.
Sidiq menjelaskan kondisi TPA overload ini memang sudah menjadi permasalahan hampir setiap tahun. Luasannya hanya 2 hektar dan belum ada perluasan lahan sampai sekarang.
Beberapa tahun lalu memang ada perluasan oleh Pemkab Ponorogo. Dari 4 hektar yang diminta hanya terealisasi 1 hektar.
Tetapi, perluasan lahan itu tidak untuk pembuangan sampah. Melainkan untuk Intstalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
"Warga sudah kecewa. Hujan agak deras airnya hitam pekat. Makanya kalau minta lahan lagi," tandasnya.
Adapun sampah yang masuk ke TPA Mrican setiap harinya sekitar ada 70 sampai 90 ton. Di sebelah tumpukan sampah itu ada sungai utama milik warga Desa Mrican. (nul)
Editor : Fauzy Ahmad