klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Ikut Peduli, Kapolresta Sidoarjo Bantu Keluarga yang Tak Mampu Bayar SPP Dua Anaknya

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
Kapolresta Sidoarjo, Kombespol Kusumo Wahyu Bintoro saat menyerahkan bantuan kepada Yati Susiwati. (Satria Nugraha/klikjatim.com)
Kapolresta Sidoarjo, Kombespol Kusumo Wahyu Bintoro saat menyerahkan bantuan kepada Yati Susiwati. (Satria Nugraha/klikjatim.com)

KLIKJATIM.Com | Sidoarjo – Rasa simpati kepada keluarga pasangan Yati Susiwati (38) dan Ali Usnan (38), warga Kelurahan Pucang Anom, Kecamatan Sidoarjo Kota, yang tidak mampu membayar biaya SPP kedua anaknya terus berdatangan. Salah satunya dari Kapolresta Sidoarjo, Kombespol Kusumo Wahyu Bintoro.

Pantauan di lapangan, tampak Kapolresta Kombespol Kusumo mendatangi warung sederhana milik mertua Susiwati di Jalan Malik Ibrahim. Dengan di dampingi jajarannya, mantan Wakapolresta Banyuwangi ini menyerahkan bantuan kepada ibu tiga anak tersebut.

"Kedatangan kami merupakan bentuk kepedulian Polri kepada warga tidak mampu di Sidoarjo. Semoga bermanfaat," tutur Kapolresta Sidoarjo Kombespol Kusumo, Rabu (26/1/2022).

Kusumo menambahkan, dirinya mengetahui kondisi keluarga tersebut dari media sosial. Lalu, tergerak untuk ikut memberikan bantuan yang sebelumnya juga dibantu oleh Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo.

Sementara itu, Susi---sapaan Yati Susiwati---mengaku sangat berterima kasih atas bantuan dari Kapolresta Sidoarjo, Kombespol Kusumo Wahyu Bintoro. "Akan saya gunakan untuk biaya sekolah anak saya. Apalagi sebentar lagi anak pertama akan lulus SMP," terangnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, pasangan suami istri (pasutri) di Sidoarjo tidak mampu membayar Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) untuk dua anaknya yang duduk di bangku SMP karena terkendala ekonomi. Akibatnya, tanggungan atau tunggakan itu mencapai Rp10 juta lebih.

Ketika itu Susi menceritakan, saat ini dua anaknya M dan N masing-masing duduk di bangku kelas 8 dan 9 di sebuah yayasan di Jalan Hang Tuah Sidoarjo. "Suami saya bekerja sebagai pengamen. Sedangkan saya serabutan. Namun, kadang juga ikut suami mengamen," ucapnya.

Karena kondisi tersebut, pasutri ini tidak mampu membayar uang SPP dua buah hatinya. Apalagi dia mempunyai utang puluhan juta rupiah untuk biaya operasi sang ibu. "Ibu saya akhirnya meninggal dunia," ucapnya.

Tunggakan SPP tersebut membuat anak pertamanya (N) khawatir, karena beberapa bulan lagi akan mengikuti ujian akhir. N sangat khawatir tidak bisa lulus karena masalah tersebut. "Dari pihak sekolah tidak memaksa. Mereka memberi kelonggaran kepada saya untuk mencicil semampunya. Namun yang ketakutan justru anak saya," imbuh Susi. (nul)

Editor :