KLIKJATIM.Com | Jakarta - Setelah harga gas rumah tangga yang dikelola PT PGN naik, kini ibu rumah tangga yang hendak bermigrasi ke gas tabung LPG harus berpikir ulang. Sebab, PT Pertamina bakal menaikkan harga gas tabung LPG ukuran 5,5 Kg dan 12 Kg.
PT Pertamina (Persero) resmi menaikkan harga LPG atau elpiji non subsidi mulai 25 Desember 2021. Adapun kenaikan ini disebabkan harga LPG dunia yang terus naik.
Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting menyatakan, besaran penyesuaian harga LPG non subsidi yang porsi konsumsi nasionalnya sebesar 7,5�rkisar antara Rp 1.600 - Rp 2.600 per Kilogram (kg).."Perbedaan ini untuk mendukung penyeragaman harga LPG ke depan serta menciptakan fairness harga antar daerah," ujar Irto di Jakarta, Â Minggu (26/12/2021).
Merujuk informasi contact center Pertamina di nomor 135. Disebutkan untuk harga gas non subsidi wilayah Kabupaten Bogor dan Pasar Minggu, Jakarta Selatan ukuran 5,5 Kg menjadi Rp 76.000. Kemudian ukuran 12 kg baik elpiji maupun bright gas menjadi Rp 163.000.
Sebelum mengalami kenaikan, harga has ukuran 5,5 kg dibanderol Rp 65.000 dan harga gas 12 kg baik elpiji maupun bright gas Rp 139.000.Untuk harga gas perdana ukuran 5,5 kg dibanderol Rp 306.000 dan 12 kg Rp 513.000.Untuk penyesuaian harga (LPG non subsidi) memang tidak sama dengan daerah lainnya.
Keputusan menaikkan harga elpii non subsidi didasari tren peningkatan harga Contract Price Aramco (CPA) LPG terus meningkat sepanjang tahun 2021, di mana pada November 2021 mencapai US$ 847 per metrik ton, harga tertinggi sejak tahun 2014 atau meningkat 57% sejak Januari 2021.
"Penyesuaian harga LPG non subsidi terakhir dilakukan tahun 2017. Harga CPA November 2021 tercatat 74% lebih tinggi dibandingkan penyesuaian harga 4 tahun yang lalu," jelas dia.
Meski demikian, Irto memastikan, harga LPG Pertamina masih kompetitif yakni sekitar Rp 11.500/kg per 3 November dibandingkan Vietnam sekitar Rp 23.000/Kg, Filipina sekitar Rp 26.000/Kg, dan Singapura sekitar Rp 31.000/kg. "Untuk Malaysia dan Thailand harga LPG relatif rendah karena adanya subsidi dari pemerintah masing-masing," klaimny
Editor : Much Taufiqurachman Wahyudi